"Setelah beroperasi, dermaga tersebut akan memungkinkan pengiriman sekitar 2 juta makanan ke Gaza setiap hari," kata Ryder, dikutip dari Al Jazeera.
AS telah mengirimkan total sekitar 124.000 makanan selama empat kali pengiriman udara dalam seminggu terakhir. Pengiriman udara terbaru pada hari Jumat mengirimkan sekitar 11.500 makanan, kata militer AS.
Gaza sudah memiliki pelabuhan kecil di dekat distrik Remal di Kota Gaza.
Namun, pelabuhan tersebut telah berada di bawah blokade angkatan laut Israel sejak tahun 2007 ketika Israel juga menutup hampir seluruh penyeberangan perbatasan Gaza.
Israel telah mengklaim kendali penuh atas garis pantai dan perairan teritorial Gaza, menghalangi kapal-kapal mencapai jalur tersebut sejak tahun 1967.
Biden mengatakan pemerintah Israel akan menjaga keamanan di dermaga.
Baca juga: Ada Misi Busuk di Belakang Niat AS Membangun Pelabuhan Terapung di Gaza, Topeng Bantuan Kemanusiaan
Tidak jelas siapa yang akan menurunkan bantuan di dermaga dan memindahkannya ke pantai.
Para ahli mempertanyakan bagaimana Israel, yang telah melumpuhkan pengiriman bantuan melalui perbatasan darat, akan mengizinkan pasokan bantuan melalui laut.
Dikutip The Guardian, retorika Washington mengenai krisis kemanusiaan di Gaza semakin menguat selama sekitar seminggu terakhir.
Para kritikus mengatakan Biden memilih untuk tidak menggunakan pengaruh Washington sebagai pemasok senjata utama Israel untuk membawa sekutunya ke meja perundingan atau meningkatkan aliran bantuan ke Gaza.
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan negaranya akan berpartisipasi dalam proyek dermaga tersebut tetapi menambahkan bahwa pembangunannya akan “membutuhkan waktu”.
Upaya apa yang dilakukan negara lain untuk mengirimkan bantuan ke Gaza?
Sebuah koridor maritim telah dijadwalkan untuk mengirimkan bantuan dari Siprus ke Gaza pada hari Minggu (11/3/2024).
Hal ini merupakan kolaborasi sejumlah mitra, antara lain negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab.
Namun, bantuan tersebut tidak terkirim sesuai jadwal dan tetap tertahan di Siprus karena masalah teknis.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)