News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Dikawal Tentara, Ratusan Ekstremis Israel Serbu Masjid Al-Aqsa, Lakukan Tindakan Provokatif

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota pasukan keamanan Israel berjaga ketika jamaah Muslim menunggu di pos pemeriksaan dekat Gerbang Singa untuk memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa sebelum salat Jumat, di Yerusalem pada 23 Februari 2024.

Sebelumnya, Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvr mengatakan dia ingin adanya pembatasan yang lebih ketat mengenai jumlah jemaah.

Adapun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berujar bahwa jumlah jemaah yang diizinkan sama dengan jumlah pada tahun Ramadan sebelumnya.

“Tidak mengizinkan jemaah untuk menunaikan kewajiban keagamaan dan ritual mereka pada bulan suci ini dan membatasai kebebasan memasuki Masjid Al-Aqsa, semua tekanan itu mengarah kepada situasi ‘meledak’ yang kami peringatkan,” ujar Safadi.

“Tepi Barat sedang mendidih,” katanya menambahkan.

Netanyahu bersikeras serang Rafah

Sementara itu, di tengah situasi perang di Gaza, Netanyahu mengaku akan tetap melancarkan serangan Kota Rafah di Gaza.

Padahal, sudah ada banyak desakan dari masyarakat dunia agar Netanyahu mengurungkan niatnya lantaran sudah banyak warga sipil Palestina yang jadi korban tewas. 

Baca juga: Ini Hukuman untuk Warga Afrika Selatan yang Ikut Bantu Tentara Israel jika Mereka Pulang ke Afsel

Netanyahu juga kembali menegaskan bahwa desakan dari masyarakat dunia dan kritik yang diarahkan kepada Israel tak akan menghentikan negara Zionis itu.

Dia mengklaim keberlangsungan negara Israel sedang dipertaruhkan. Selain itu, menurutnya “kemenangan total” sudah dekat.

Adapun Rafah adalah kota besar di Gaza selatan dan berada di dekat perbatasan Gaza-Mesir.

Rafah saat ini menjadi tempat berlindung sekitar 1,5 juta warga Palestina yang kini mengungsi.

Kota tersebut penuh sesak oleh warga Palestina setelah Pasukan Pertahanan Israel meminta mereka untuk mengevakuasi diri dari Gaza utara.

Netanyahu berulang kali menolak desakan untuk melakukan gencatan senjata. Dia menyebut Israel harus menyingkirkan benteng terakhir Hamas.

“Demi memenangkan perang ini, kami harus menghancurkan batalion terakhir Hamas di Rafah,” ujar Netanyahu dalam pesan video kepada ogranisasi pro-Israel bernama AIPAC di Washington, AS, hari Selasa, (12/3/2024), dikutip dari Russia Today.

“Kami harus merampungkan pekerjaan di Rafah,” katanya.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini