TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan kontainer bantuan yang telah tiba di Pelabuhan utama Port-au-Prince Haiti dijarah oleh kelompok geng bersenjata pada Sabtu (16/3/2024).
Dari 17 kontainer UNICEF, geng kriminal tersebut telah menjarah 1 kontainer yang berisi barang-barang penting untuk kelangsungan hidup ibu, bayi baru lahir, dan anak-anak.
Insiden ini terjadi di tengah Haiti yang sedang berjuang untuk menyelesaikan krisis kelaparan dan kekurangan gizi yang mengancam beberapa jiwa.
“Merampas pasokan kesehatan penting bagi anak-anak di tengah runtuhnya sistem layanan kesehatan merupakan pelanggaran terhadap hak-hak mereka. Insiden ini terjadi pada saat kritis ketika anak-anak paling membutuhkannya,” kata Perwakilan UNICEF di Haiti, Bruno Maes, dikutip dari laman resmi UNICEF.
Saat ini, lebih dari 260 kontiner bantuan telah dikuasi oleh geng bersenjata di Haiti.
Oleh karena itu, Bruno Maes meminta ini semua segera diakhiri agar bantuan dapat sampai ke warga.
“Penjarahan perbekalan yang penting untuk dukungan penyelamatan nyawa anak-anak harus segera diakhiri dan akses kemanusiaan harus tetap aman," tambahnya.
Sementara itu, rumah sakit di Port-au-Prince juga telah dirusak oleh gengster.
Hal tersebut menyebabkan rumah sakit harus ditutup paksa karena takut membahayakan nyawa para pekerja medis.
“Penutupan fasilitas kesehatan karena masalah keamanan di Haiti merupakan situasi yang mengerikan bagi anak-anak di mana setiap pusat kesehatan yang ditutup berarti nyawa dalam bahaya dan perawatan medis penting tidak diberikan," jelas Maes.
Selain itu, 60 rumah sakit yang tersebar di Haiti juga tidak lagi berfungsi.
Ini berdampak buruk pada anak-anak yang memerlukan tindakan medis darurat.
Baca juga: Haiti bak Negara Tak Bertuan Setelah Dikuasai Bos Gangster, Washington Persiapkan Evakuasi Warga AS
Memburuknya situasi keamanan di Haiti akan terus memperburuk krisis kemanusiaan.
“Kegagalan menghentikan kekerasan dan membuka kembali jalur logistik penting akan memperburuk krisis layanan kesehatan secara signifikan. Kita sedang menyaksikan bencana kemanusiaan, dan hanya ada sedikit waktu tersisa untuk membalikkannya," tegasnya.