TRIBUNNEWS.COM - Media Israel melaporkan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim Hizbullah dan kelompok Amal Syiah Lebanon menggunakan ambulans untuk melakukan aktivitas terorisme.
"Hizbullah dan Gerakan Amal Syiah menggunakan ambulans untuk mengangkut teroris dan senjata di Lebanon selatan," kata Juru bicara IDF untuk media Arab, Avichay Adraee, Selasa (19/3/2024).
Dikutip dari Jfeed, para ahli menyebut selain dipakai buat mengangkut teroris, ambulans juga digunakan oleh Hizbullah dan Amal Syiah untuk membawa senjata, dan peralatan teroris.
Laporan Adraee menjelaskan bahwa ambulans yang dipakai oleh kedua kelompok militan itu adalah milik Organisasi Kesehatan islam, sebuah organisasi kesehatan milik Syiah yang berafiliasi erat dengan Hizbullah.
Dilansir The Jerusalem Post, di situs webnya, organisasi tersebut mengakui mereka menyediakan layanan untuk aktivitas pejuang Hizbullah melawan pendudukan Zionis.
Pusat Informasi Intelijen dan Terorisme Meir Amit menyebut lebih dari 20 anggota organisasi tersebut terbunuh saat berperang sebagai bagian dari Hizbullah.
Dari laporan Adraee, ambulans yang dibicarakan memiliki ciri berwarna kuning itu dimanfaatkan sebagai kedok aktivitas teroris.
Letnan Kolonel Avichay Adraee, kepala divisi media Arab di IDF, mengungkapkan bukti-bukti yang menguatkan laporan ini.
Setelah menganalisis pola aktivitas ambulans, diketahui bahwa ambulans bergerak dengan cara yang tidak biasa di antara kubu Hizbullah setelah pemboman IDF.
Bahkan dalam kasus di mana tidak perlu mengangkut korban luka dan sudah lama berlalu sejak serangan tersebut ambulans itu muncul.
Dua anggota yang mengoperasikan ambulans di Kafr Kila, bernama Musa dan Muhammad Sheet.
Baca juga: Israel Kirim Unit Baru Heharim ke Perbatasan Lebanon-Suriah, Hizbullah Siap Lawan
Keduanya diakui oleh Hizbullah sebagai personel militer yang berafiliasi dengan organisasi tersebut setelah mereka dibunuh oleh Israel.
Mereka terbunuh dalam serangan Israel pada bulan Januari kemarin.
Kelompok ini dipimpin oleh Hassan Muhammad Sheet, yang juga mengelola pemerintahan lokal di desa tersebut, yang dikenal sebagai benteng Hizbullah.