TRIBUNNEWS.COM - Kapal tanker berbendera Korea Selatan yang diawaki pelaut Indonesia, MT Keoyoung Sun, sempat miring posisinya sebelum kemudian terbalik dan tenggelam di perairan lepas barat pantai Jepang di Perfektur Yamaguchi, Rabu, 20 Maret 2024.
Kapal tanker pengangkut 980 ton bahan kimia asam akrilat ini diawaki 11 orang, dengan rincian 2 warga Korea Selatan, 1 warga China sebagai koki kapal dan 8 pelaut asal Indonesia.
Menurut CBS News mengutip keterangan pihak berwenang Jepang, sedikitnya 8 orang awak kapal tewas dalam insiden tenggelamnya MT Keoyoung Sun ini. Satu awak kapal selamat dan 2 awak kapal lainnya tidak diketahui nasibnya.
Penjaga Pantai Jepang mengatakan, sebelum kapal tenggelam, mereka menerima panggilan darurat dari kapal tanker MT Keoyoung Sun.
Awak kapal mengabarkan posisi kapal tersebut miring saat sedang mencari perlindungan dari cuaca buruk di dekat Pulau Mutsure Jepang, sekitar 620 mil dari Tokyo di barat daya Jepang.
Keoyoung Sun, kapal tanker kimia berbendera Korea Selatan, terlihat terbalik di lepas pantai prefektur Yamaguchi di Jepang barat, 20 Maret 2024.
Posisi kapal sudah terbalik total saat tim penyelamat tiba di lokasi kejadian.
Video yang disiarkan oleh lNHK menunjukkan kapal itu tergeletak terbalik, laut yang ganas menyapu bagian bawahnya yang berwarna merah.
Baca juga: Nama-nama 7 Pelaut Indonesia yang Diduga Tewas di Tenggelamnya Kapal Tanker Korea MT Keoyoung Sun
Satu orang awak kapal yang dipastikan hidup berasal dari Indonesia, sedangkan penjaga pantai masih mencari dua orang lagi.
Mengutip informasi yang dibagikan akun Instagram @pelaut_indohits, satu korban selamat adalah ABK bernama Ryan Yudatama Lizar.
Kapal tanker MT Keoyoung Sun sedang dalam perjalanan dari pelabuhan Jepang Himeji ke Ulsan di Korea Selatan, menurut NHK.
Bertindak sebagai kapten kapal adalah warga Korea Selatan.
Baca juga: Spesifikasi Kapal Tanker MT Keoyoung Sun yang Tenggelam di Perairan Jepang
Petugas penjaga pantai Jepang membenarkan, diantara awak kapal terdapat warga negara Korea Selatan lainnya, seorang warga negara Tiongkok, dan delapan warga negara Indonesia.
Kapal tanker itu membawa 980 ton asam akrilat, kata para pejabat.