TRIBUNNEWS.COM - Ukraina meradang setelah semakin banyak wilayah yang direbut oleh pasukan Presiden Vladimir Putin.
Bahkan, kabar terbaru menyebutkan bahwa serangan yang dilancarkan oleh Rusia ke wilayah Odessa merenggut 21 jiwa.
Momentum kekuatan Rusia terus berlanjut selama lima minggu terakhir, terutama sejak Kota Avdivvka ditaklukkan Rusia.
Sabtu (16/3/2024) kemarin, Desa Tonenke dan Nevelske, berjarak sekitar 10 kilometer dari Avdiivka, jatuh ke tangan Rusia.
Di wilayah yang sama, hanya berselang tiga hari, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim menguasai Orlivka, dan pasukan Rusia tampaknya menaklukkan desa Berdychi.
“Musuh memusatkan pertempuran ke arah Avdiivka dan selama beberapa hari berturut-turut telah mencoba menerobos pertahanan pasukan kami, yang dipertahankan oleh tiga brigade,” kata Panglima Ukraina, Oleksandr Syrskyii, pada hari Jumat (15/3/2024).
“Tiga brigade diserang oleh tentara yang terdiri dari beberapa divisi,” kata seorang Komandan Batalion Ukraina di wilayah Avdiivka, Dmytro Kukharchuk.
“Pasukan Rusia mencoba menciptakan keunggulan 10 banding 1," paparnya.
Sementara itu, Juru bicara Pasukan Tavria Group, Dmytro Lykhovyi mengklaim front tersebut telah “stabil” pada awal Maret.
Pengamat militer Ukraina Konstantyn Mashovets mengatakan bahwa penilaian tersebut terlalu dini.
Rusia juga terus memberikan tekanan terhadap warga sipil Ukraina, dengan menembakkan drone dan rudal ke negara tersebut.
Baca juga: Drone Buatan Iran Merajalela di Ukraina, Separuh Kota Odessa Padam
Serangan terburuk terjadi pada hari Jumat ketika dua rudal balistik Iskander mendarat di rumah-rumah di kota pelabuhan Laut Hitam Odessa, menewaskan 21 orang – salah satu serangan perang paling mematikan di kota itu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia telah menembakkan 130 rudal, 320 drone Shahed, dan 900 bom luncur pada bulan Maret saja.
Sejak 13 Maret, Ukraina telah menembak jatuh 80 dari 101 drone Shahed rancangan Iran yang diluncurkan oleh Rusia, katanya.
Dikutip dari The Guardian, Rusia telah kehilangan 433.090 tentara di Ukraina sejak awal invasi besar-besaran pada 24 Februari 2022, menurut Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)