Kepala Otoritas Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina, Qaddoura Fares, baru-baru ini menjadi sasaran beberapa serangan fisik.
Dia menambahkan bahwa 13 tahanan Palestina telah dibunuh di dalam penjara Israel sejak 7 Oktober dan ada kekhawatiran nyata terhadap kehidupan Marwan Barghouti, yang mungkin mengalami nasib yang sama jika serangan ini terus berlanjut.
Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa popularitas Barghouti melonjak di kalangan warga Palestina.
Sebuah jajak pendapat yang dirilis pada tanggal 20 Maret – yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina (PCPSR) – menyatakan bahwa jika terjadi pemilu hipotetis, Barghouti akan memenangkan mayoritas dukungan dari warga Palestina.
“Dalam pemilihan presiden melawan presiden saat ini Mahmoud Abbas dan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, Barghouti memenangkan mayoritas peserta pemilu. Dalam persaingan dua arah antara Barghouti dan Haniyeh, Barghouti menang dengan lebih dari 60 persen pemilih yang berpartisipasi. Temuan ini menunjukkan kenaikan 11 poin dalam suara Barghouti di kalangan pemilih dan penurunan 8 poin dalam suara Haniyeh,” demikian bunyi jajak pendapat tersebut.
Meskipun AS menentang pembebasan Barghouti, media Barat menggambarkan Barghouti – seorang pendukung solusi dua negara – sebagai sosok yang penting bagi perdamaian masa depan antara Israel dan Palestina.
Laporan Arab21 muncul ketika Washington mendorong gagasan “reformasi” Otoritas Palestina untuk mengambil kendali administratif atas Gaza pascaperang, yang pada akhirnya akan menghasilkan solusi dua negara.
Hamas menyebut inisiatif tersebut sebagai “konspirasi gagal yang tidak akan membuahkan hasil.”
Menurut jajak pendapat PCPSR, warga Palestina hanya menunjukkan sedikit dukungan terhadap rencana tersebut.
Hanya tiga belas persen responden yang memilih PA dengan Abbas sebagai pemimpinnya, dan 11 persen memilih PA tanpa Abbas.
Sebagai perbandingan, sekitar 60 persen responden setuju bahwa Hamas akan menjadi pilihan utama dalam memerintah Gaza.
(Sumber: The Cradle)