Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah korban meninggal akibat mengonsumsi suplemen penurun kolesterol Benikoji Choleste Help, produksi Kobayashi Pharmaceutical Jepang bertambah menjadi 4 orang.
Demikian pula jumlah korban yang dirawat di rumah sakit, sebelumnya 50 orang kini bertambah menjadi 93 orang.
"Masalah ragi merah Kobayashi Pharmaceutical mereka segera menganalisis apakah bahan yang tidak terduga tercemplung ke dalam pembuatan supplemen tersebut," papar sumber Tribunnews.com di Pemerintahan Jepang, Jumat (29/3/2024).
Terkait kasus ini perusahaan melakukan analisis kemungkinan bahwa bahan-bahan yang tidak diharapkan mungkin telah tercemplung ke dalam bahan baku yang diproduksi dari April hingga Desember 2023.
Baca juga: Seorang Warga Jepang Tewas Usai Konsumsi Suplemen Penurun Kolesterol, 50 Lainnya Dirawat di RS
Hal itu karena bahan-bahannya mirip dengan yang terbuat dari jamur, perusahaan sedang menyelidiki bagaimana hal itu bisa terjadi dan pengaruhnya terhadap tubuh manusia.
Mengenai makanan kesehatan yang mengandung bahan "ragi merah" Kobayashi Pharmaceutical, diketahui bahwa total 93 orang telah dirawat di rumah sakit sejauh ini dan 4 orang telah meninggal meninggal akibat mengkonsumsi supplemen tersebut.
Bahkan konsumen yang mengonsumsi Benikoji Choleste Help kena ginjal. Namun perusahaan masih terus melakukan penyelidikan dengan seksama.
Menurut Kobayashi Pharmaceutical, dalam proses menyelidiki waktu produksi Red Koji Choleste Help yang dicerna oleh penderita penyakit ginjal, telah ditemukan bahwa bahan-bahan yang tidak terduga mungkin terkandung dalam bahan baku ragi merah koji.
Perusahaan dijadwalkan untuk mengadakan konferensi pers, Jumat (29/3/2024) sore ini untuk menjelaskan perkembangan penyelidikan sejauh ini dan status penarikan produk.
Menteri Marah karena Produk Terlambat Ditarik
Setidaknya seorang meninggal dunia akibat mengonsumsi suplemen Benikoji Choleste Help buatan Kobayashi Pharmaceutical, Jepang.
Sementara 50 orang lainnya dirawat inap di rumah sakit.
Baca juga: BPOM RI Pastikan Suplemen Asal Jepang yang Sebabkan 50 Orang Dirawat di RS Tak Beredar di Indonesia
Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang Keuzou Takemi marah karena terlambat menarik produk supplemen tersebut.
"Kami sangat menyesalkan bahwa lebih dari dua bulan telah berlalu antara laporan kasus pertama dan pengumuman penarikan sukarela, dan bahwa tidak ada informasi yang diberikan kepada pemerintah selama waktu itu dari produsen," kata Menteri Keuzou Takemi seusai rapat kabinet, Selasa (26/4/2024).