TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, menyerukan penjelasan penuh dan transparan dari Israel.
Permintaan David Cameron itu setelah tujuh pekerja bantuan, termasuk seorang warga negara Inggris, tewas dalam serangan udara Israel di Gaza.
Menlu Inggris menyebut, berita tentang serangan udara yang menewaskan pekerja bantuan World Central Kitchen (WCK) di Gaza sangat menyedihkan.
"Mereka adalah orang-orang yang bekerja untuk memberikan bantuan yang menyelamatkan jiwa kepada mereka yang sangat membutuhkannya."
"Penting bagi para pekerja kemanusiaan untuk dilindungi dan mampu melaksanakan pekerjaan mereka," kata David Cameron, Selasa (2/4/2024), dilansir The Guardian.
"Kami telah meminta Israel untuk segera menyelidiki dan memberikan penjelasan yang lengkap dan transparan mengenai apa yang terjadi," jelasnya.
Dikutip dari Sky News, warga negara Polandia dan Australia juga tewas.
Kemudian, warga negara ganda Amerika Serikat (AS) dan Kanada, serta seorang warga Palestina yang mengendarai mobil yang mereka tumpangi, juga tewas.
Para sukarelawan tersebut dipekerjakan oleh World Central Kitchen, sebuah organisasi non-pemerintah yang menyediakan makanan bagi pengungsi Palestina.
Juru bicara kantor pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza, Ismail al Thawabta, mengatakan Israel bertanggung jawab atas kematian tersebut.
Sementara itu, kepala eksekutif WCK Erin Gore mengatakan, tim sukarelawan sedang berjalan di zona bebas konflik dengan dua mobil lapis baja berlogo WCK dan kendaraan berkulit lembut ketika serangan terjadi.
Baca juga: Yordania, Mesir, Perancis akan Bahas Perkembangan Terkini Gaza, Kairo Tuan Rumah Pertemuan Tripartit
Meskipun melakukan koordinasi gerakan dengan Pasukan Pertahanan Israel, konvoi tersebut diserang ketika meninggalkan sebuah gudang di kota Deir al Balah di Gaza tengah, kata badan amal tersebut.
Erin Gore menambahkan, pihaknya segera menghentikan operasinya di wilayah tersebut.
"Ini bukan hanya serangan terhadap WCK, ini adalah serangan terhadap organisasi kemanusiaan yang muncul dalam situasi paling mengerikan di mana makanan digunakan sebagai senjata perang. Ini tidak bisa dimaafkan," katanya.