Dilansir media Swedia TV4, Kamis (26/10/2023), Izin tinggal Salwan Momika sempat dicabut oleh pemerintah Swedia.
Alasannya karena ia dinilai memberikan keterangan palsu kepada Badan Imigrasi Swedia demi mendapatkan status suaka.
Namun, kala itu status deportasinya masih ditangguhkan karena nyawanya terancam apabila kembali ke Irak.
Sebelumnya, ia mendapatkan izin tinggal Swedia pada tahun 2021. Momika pindah ke sana dari Irak pada tahun 2018.
Setelah itu, Momika pindah dari Swedia ke Norwegia pada 27 Maret 2024.
4. Picu Kemarahan NATO
Pembakaran Al-Qur'an yang dilakukan Momika menyebabkan pihak berwenang Swedia melakukan penyelidikan kepadanya atas tuduhan hasutan terhadap kelompok etnis.
Tindakannya juga berperan dalam menunda keanggotaan Swedia di NATO.
Dilansir The Economic Times, Momika memicu kemarahan dari anggota NATO, yaitu Turki.
Swedia kemudian baru resmi menjadi anggota NATO pada Kamis (7/3/2024) lalu.
Bendera Swedia lantas dikibarkan di markas NATO di Brussels, Senin (11/3/2024).
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg menyaksikan dua tentara mengibarkan spanduk biru bergambar salib kuning di antara lingkaran resmi bendera nasional di kantor kelompok transatlantik di ibu kota Belgia itu
Sosok Salwan Momika
Dikutip Arab News, Momika yang berasal dari Qaraqosh di Dataran Nineveh Irak utara merupakan seorang mantan militan di negara asalnya.
Momika seorang pendiri Partai Persatuan Demokrat Suriah dan Hawks Syriac Forces.
Ini adalah sebuah milisi bersenjata yang berafiliasi dengan milisi Kristen Brigade Babilonia, yang mengangkat senjata melawan ISIS.
Salwan Momika sendiri kabur dari Irak ke Swedia sebagai pengungsi setelah terlibat kejahatan saat menjadi anggota Pasukan Mobilisasi Populer (PMF).
(Tribunnews.com/Deni/Malvyandie Haryadi/Andari Wulan)