News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Tolak Proposal Terbaru Pertukaran Sandera, Israel Ancam Tarik Mundur Delegasi dari Kairo

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pengunjuk rasa membawa plakat selama demonstrasi keluarga sandera Israel yang ditahan di Gaza sejak serangan militan Hamas pada 7 Oktober, di depan Kementerian Pertahanan di kota pesisir Israel Tel Aviv, pada 30 Maret 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Israel. Jalur Gaza antara Israel dan gerakan militan Palestina Hamas.

Hamas Tolak Proposal Terbaru Pertukaran Sandera, Israel Ancam Tarik Mundur Delegasi dari Kairo

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan pembebasan Palestina, Hamas dilaporkan menolak proposal terbaru dari Israel dalam negosiasi pertukaran sandera demi gencatan senjata.

Menurut laporan CNN pada, Jumat, Hamas menilai, tidak ada hal baru yang disodorkan Israel terkait negosiasi ini, di mana proposal terbaru ini dinilai juga tidak memenuhi syarat yang diminta Hamas.

“Hamas menolak dan menegaskan bahwa hal itu tidak mencakup jawaban apa pun atas permintaan mereka (Hamas),” kata seorang diplomat yang tidak disebutkan namanya yang dikutip CNN dan dilansir The Jerusalem Post.

Baca juga: Netanyahu Beri Kewenangan Tambahan ke Delegasi Israel, Hamas: Negosiasi Terjebak di Lingkaran Setan

Menurut diplomat tersebut, Hamas yakin “proposal Israel bukanlah hal baru, jadi mereka memandang tidak perlu mengubah proposal mereka,” tambah pejabat tersebut.

Negosiasi ini dilakukan demi mengarah pada gencatan senjata yang langgeng, sesuai resolusi Dewan Keamanan PBB yang disahkan bulan lalu.

PIhak mediator dari Mesir, Qatar, dan AS telah berupaya untuk mencoba dan mencapai kesepakatan sejak konflik tersebut pecah pada bulan Oktober.

"Para perunding berharap untuk mencapai gencatan senjata enam minggu dan kerangka kerja tiga fase untuk menjamin pembebasan sandera yang sakit, lanjut usia, dan terluka sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina dan peningkatan bantuan kemanusiaan," tulis laporan tersebut.

Putaran negosiasi ini awalnya menjanjikan di mana Hamas menyebut sudah menjadi lebih fleksibel.

Namun Hamas akhirnya menolak untuk terus bernegosiasi kecuali Israel menyetujui dua tuntutan utama.

Hamas menuntut agar warga Gaza kembali ke utara tanpa batasan dan pasukan IDF akan mundur secara permanen.

Israel yang bertekad meneruskan perang, menolak syarat Hamas tersebut.

Baca juga: Hari Al-Quds, Sekjen Hizbullah Sindir Negara Arab: Harusnya Malu Normalisasi Hubungan dengan Israel

Ilustrasi: Pelepasan sandera Hamas (Times Of Israel)

Israel Ancam Tarik Mundur Delegasi dari Kairo

Direktur CIA William Burns, Direktur Mossad David Barnea, dan Direktur Shin Bet (Badan Keamanan Israel) Ronen Bar diperkirakan akan bertemu di Mesir akhir pekan ini untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata.

Namun, penolakan terbaru dari Hamas telah membuat para pejabat Israel secara terbuka bertanya-tanya apakah ada gunanya melanjutkan negosiasi, menurut laporan lembaga penyiaran publik Israel, KAN11.

Ketiganya bertemu bulan lalu di Doha untuk melakukan pembicaraan dengan mediator, namun tidak ada terobosan jelas yang dicapai.

Israel dilaporkan mendorong Mesir dan Qatar untuk memberikan tekanan pada Hamas, dengan ancaman akan menarik diri sepenuhnya dari perundingan di Kairo.

Baca juga: Media Israel: Kepala Shin Bet dan Kepala Intelijen Mesir Bertemu Diam-diam di Acara Buka Puasa

Israel berada di bawah tekanan yang meningkat untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza sejak dimulainya perang.

Namun, tekanan meningkat minggu lalu setelah pembunuhan tujuh pekerja bantuan asing yang menyebabkan penarikan layanan organisasi bantuan tersebut.

Baca juga: Israel Terpojok, AS Balik Badan, Dewan PBB Larang Ekspor Senjata ke Tel Aviv, IDF Perang Pakai Batu?

Tekanan tersebut menyebabkan Israel membuka kembali penyeberangan Erez untuk pertama kalinya sejak dihancurkan pada 7 Oktober, membuka pelabuhan di Ashdod untuk pengiriman bantuan, dan membuka penyeberangan Kerem Shalom.

Kabinet Perang Israel juga menyetujui pada Jumat malam kedatangan truk tentara Yordania yang membawa bantuan kemanusiaan untuk datang melalui wilayah Israel langsung ke Jalur Gaza.

(oln/tjp/cnn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini