TRIBUNNEWS.COM - Tentara Israel siap untuk bergerak dari mode bertahan menjadi mode serangan dalam pertempuran melawan Hizbullah di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara.
“Selama hari-hari terakhir, tahap lain dari persiapan perang Komando Utara telah selesai,” kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam pernyataannya, Minggu (7/4/2024) malam.
IDF menjelaskan langkah-langkah logistik memungkinkan perekrutan segera pasukan cadangan jika terjadi keadaan darurat di front utara, merujuk pada konfrontasi melawan Hizbullah.
Israel siap mengerahkan pasukannya ke garis depan dalam waktu singkat dengan semua peralatan yang diperlukan untuk pertempuran tersebut.
“Komandan unit reguler dan cadangan siap memanggil dan menyediakan semua peralatan yang dibutuhkan pejuang hanya dalam beberapa jam, kemudian memindahkan mereka ke garis depan untuk melakukan tugas defensif dan ofensif,” kata IDF dalam pernyataannya.
Sementara itu, hampir setiap hari terjadi baku tembak di perbatasan Lebanon-Israel antara Hizbullah dan tentara Israel.
Baku tembak ini sehubungan dengan solidaritas Hizbullah untuk rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza.
Pada Minggu pagi, Israel melancarkan serangan udara terhadap Kegubernuran Bekaa di Lebanon timur, menurut sumber yang dekat dengan Hizbullah.
Sementara tentara Israel mengonfirmasi pemboman terhadap posisi Hizbullah beberapa jam setelah sebuah pesawat tak berawak Israel ditembak jatuh di Lebanon selatan, seperti diberitakan Al Jazeera.
Juru bicara militer Israel mengumumkan penggerebekan di tempat yang ia sebut sebagai kompleks militer yang mencakup 7 bangunan Pasukan Radwan, yang berafiliasi dengan Hizbullah, di daerah Khiam di Lebanon selatan.
Pada hari yang sama, Hizbullah mengumumkan terbunuhnya salah satu anggotanya dalam pertempuran di perbatasan selatan.
Baca juga: Gempuran Non-Stop Sepanjang Pekan, Hari Ini 40 Rudal Hizbullah Hujani Markas Israel di Galilea-Golan
Hizbullah melaporkan anggota yang tewas tersebut bernama Abdel Amir Hassan Halawi - Ali Al-Rida (48) dari kota Kafr Kila di Lebanon selatan, tanpa rincian lebih lanjut tentang keadaan dan tempat kematiannya.
Sejak awal terjadinya saling pengeboman, setidaknya 359 orang telah tewas di Lebanon, termasuk 236 anggota Hizbullah dan 70 warga sipil, menurut penghitungan Agence France-Presse.
Sementara itu, 10 tentara dan 8 warga sipil tewas di pihak Israel akibat tembakan yang berasal dari Hizbullah di Lebanon selatan, menurut tentara Israel.
Jumlah Korban
Saat ini Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 33.175 jiwa dan 75.886 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (7/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, ada kurang lebih 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel