TRIBUNNEWS.COM - Israel kini menanti serangan balasan Iran dan mengaku siap menghadapi skenario apa pun.
Serangan Iran itu nantinya akan menjadi serangan balasan atas serangan Israel di Kedubes Iran di Damaskus, Suriah, pada awal April lalu.
Belum diketahui kapan dan dengan cara apa serangan Iran ke Israel itu akan dilakukan.
Amerika Serikat (AS) yang menjadi sekutu dekat Israel sudah menjamin bahwa negaranya akan membantu Israel menghadapi serangan Iran.
"Kita tahu bahwa Iran sudah menyampaikan ancaman secara terang-terangan terhadap Israel," kata juru bicara Gedung Putih, John Kirby, pada hari Senin, (8/4/2024), dikutip dari Iran International.
Banyak pengamat menduga serangan Iran tidak akan dilakukan secara langsung.
Besar kemungkinan serangan itu akan dilancarkan lewat proksi-proksi Iran, misalnya Hizbullah dan Houthi.
Beberapa pihak di Iran menyebutkan ada kemungkinan serangan Iran akan menargetkan kedutaan Israel di negara ketiga.
Meski demikian, pemimpin Hizbulah yang bernama Hassan Nasrallah mengklaim Iran berencana melancarkan serangan langsung.
Nasrallah mengatakan Pemimpin Tertinggi Iran sudah memutuskan bahwa respons atas serangan Israel itu haruslah serangan "langsung", bukan operasi "di negara lain".
"Amerika telah menerima bahwa akan ada serangan Iran," kata Nasrallah dalam pidatonya yang disiarkan di televisi.
Baca juga: Iran Disebut Desak Proksi-proksinya untuk Serang & Keroyok Israel, Mengapa Tak Serang Langsung?
"Bahkan, Israel sudah menerima bahwa akan ada serangan Iran. Dan seluruh dunia sudah menerima bahwa ini hak alamiah bagi Iran."
Pada hari Senin lalu muncul laporan yang mengklaim Iran telah menyampaikan pesan kepada AS.
Dalam pesan itu disebutkan bahwa Iran tak akan menyerang Israel jika AS bisa menekan Israel untuk menyepakati gencatan senjata di Jalur Gaza.