Tenang Tanpa Histeria, Ekspresi Ismail Haniyeh Saat Pertama Kali Dengar 3 Putranya Dibunuh Israel di Idul Fitri
TRIBUNNEWS.COM - Ekspresi dan gestur tubuh dari Pemimpin Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, menjadi sorotan sejumlah media saat untuk pertama kalinya dia mendengar kabar kalau tiga putranya sekaligus dibunuh Israel di momen Idul Fitri 1445 H, Rabu (10/4/2024).
Saat informasi pembunuhan itu pertama kali dia terima, Ismail Haniyeh dilaporkan sedang berada id sebuah Rumah Sakit di Doha, Ibu Kota Qatar.
Baca juga: Hari ke-186 Perang Gaza, Israel Linglung, Berkoar Serang Iran-Lebanon, MIliternya Bahas Mundur
Keberadaan Haniyeh di rumah sakit tersebut memang agenda terencana di mana dia membembesuk kondisi sejumlah warga Palestina yang berhasil dikeluarkan dari Gaza dan dipindahkan ke pusat medis di Doha.
Momen Ismail Haniyeh menerima kabar duka itu terekam kamera dan beredar luas di media sosial.
Tampak, seorang staf Haniyeh menyampaikan sesuatu ke Haniyeh sambil menunjukkan apa yang terlihat dari layar telepon selular yang dia pegang.
Ismail Haniyeh kemudian tampak mendekat dan ikut melihat ke layar smartphone tersebut.
Secara seksama, Haniyeh tampak mendengarkan suara dari handphone itu.
Seorang stafnya kemudian mengatakan sesuatu ke pemimpin biro politik Hamas tersebut.
Ismail Haniyeh kemudian tampak tertunduk, memejamkan mata, kemudian hanya mengangguk.
"Semoga mereka beristirahat dengan tenang," ucap Ismail Haniyeh beberapa kali.
Tak ada tangis dan air mata telihat dari wajahnya.
Ismail Haniyeh lalu secara tenang berucap,"mari kita lanjutkan", menegaskan kalau dia akan menyelesaikan acara membesuk warga Palestina yang terluka dan sakit di rumah sakit tersebut.
Tanpa Histeria, Ucapkan Alhamdulillah
Ekspresi wajah Haniyeh saat pertama kali mendengar kabar menghancurkan itu kemudian menjadi sorotan sejumlah media.
Haniyeh, tanpa histeria, bahkan menyebut kalau ketiga putranya mendapat kehormatan dari Tuhan karena diberi jalan kematian secara syahid.
“Alhamdulillah. Saya berterima kasih kepada Tuhan atas kehormatan yang Dia berikan kepada kami dengan kemartiran ketiga putra saya dan beberapa cucu saya,” kata Haniyeh kepada Al Jazeera.
Haniyeh mengatakan kepada Al Jazeera bahwa para pemimpin Palestina tidak akan mundur sekalipun keluarga mereka menjadi sasaran tentara Israel, dan bahwa pembunuhan tersebut tidak akan mempengaruhi tuntutan Hamas dalam perundingan gencatan senjata.
Al-Mayadeen, melaporkan, mengutip sumber-sumber Palestina, serangan itu juga telah menewaskan beberapa cucu Haniyeh.
Sedangkan TV Al-Aqsa, sebuah stasiun yang dijalankan oleh milisi Palestina Hamas, melaporkan bahwa ketiga putra Haniyeh, yakni Hazem, Ameer dan Mohammed Haniyeh tewas bersama anggota keluarga lainnya dalam serangan di dekat kamp pengungsi Shati di Kota Gaza.
Menurut laporan TV Al-Aqsa, saudara-saudara tersebut sedang mengendarai kendaraan yang ditabrak oleh drone Israel.
Selain itu, putri Hazem Haniyeh serta putra dan putri Amir juga dikabarkan tewas dalam kejadian tersebut.
Saksi mata mengatakan sebuah mobil yang membawa putra-putra Haniyeh terkena serangan.
Saksi mata mengatakan bahwa sebuah mobil yang membawa tiga putra Ismail Haniyeh dan beberapa cucunya ditabrak di kamp Al-Shati di pantai sebelah barat Kota Gaza.
Mereka mengatakan anggota keluarga Haniyeh sedang dalam perjalanan mengunjungi salah satu anggota keluarga untuk merayakan hari pertama hari raya umat Islam, Idul Fitri.
Saat berbicara dengan Al Jazeera, Haniyeh yang kini berada di Qatar, mengatakan, kematian putra-putranya akan digunakan sebagai motivasi perjuangan Hamas.
“Darah murni mereka adalah untuk pembebasan Yerusalem dan Al-Aqsa, dan kami akan terus bergerak di jalan kami, dan tidak akan ragu-ragu dan tidak akan goyah,” ujarnya.
“Dengan darah mereka, kami membawa harapan, masa depan dan kebebasan bagi rakyat dan tujuan kami."
“Tuntutan kami jelas dan spesifik dan kami tidak akan memberikan konsesi terhadap tuntutan tersebut. Musuh akan berkhayal jika mereka berpikir bahwa menargetkan anak-anak saya, akan mendorong Hamas untuk mengubah posisinya. ."
Pemimpin Hamas juga mengatakan kelompoknya tidak akan menarik tuntutannya terhadap gencatan senjata permanen dan pemulangan warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka.
Dia menambahkan, "Darah anak-anakku tidak lebih berharga daripada darah rakyat kami...Semua martir di Palestina adalah anak-anakku."
Sementara Putra sulung Haniyeh mengonfirmasi melalui postingan Facebook bahwa ketiga saudara laki-lakinya terbunuh.
“Terima kasih kepada Tuhan yang menganugerahkan kami atas kesyahidan saudara-saudaraku, Hazem, Amir dan Mohammad serta anak-anak mereka,” tulis Abdel-Salam Haniyeh.
Kronologi Pembunuhan 3 Putra Haniyeh dan Cucu-cucunya di Idul Fitri
Tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel di Gaza pada hari Rabu, IDF dan Shin Bet mengkonfirmasi.
IDF menyatakan, dipandu oleh intelijen militer dan Shin Bet, sebuah pesawat Israel menyerang tiga terduga anggota Hamas.
Militer IDF mengklaim, mereka yang berada di dalam satu mobil itu, dalam perjalanan untuk melakukan serangan teror di pusat Jalur Gaza.
IDF menambahkan bahwa serangan itu menewaskan Emir Haniyeh, seorang komandan pasukan di sayap militer Hamas, serta Muhammad Haniyeh dan Hazem Haniyeh, keduanya pejabat militer Hamas.
Sebelumnya pada hari Rabu, seorang pejabat senior diplomatik Israel mengatakan bahwa ketiga putranya adalah bagian dari sayap militer Hamas dan bahwa Israel siap untuk mengejar setiap anggota Hamas yang terlibat dalam kekerasan.
Awalnya serangan itu dilaporkan oleh kantor berita Shehab yang berafiliasi dengan Hamas, dan dikutip dari Jerusalem Post juga menerima konfirmasi tidak langsung, sebelum pejabat senior diplomatik mengonfirmasinya.
Demikian pula, media Lebanon, al-Mayadeen, melaporkan, mengutip sumber-sumber Palestina, bahwa serangan tersebut juga telah menewaskan beberapa cucu Haniyeh, dan bahwa mereka terbunuh di dalam kendaraan di kamp pengungsi Al-Shati di Kota Gaza.
Haniyeh sendiri kemudian membenarkan bahwa tiga putra dan tiga cucunya tewas dalam serangan tersebut.
“Semua warga Gaza membayar harga dengan darah anak-anak mereka, termasuk saya,” katanya.
Daerah itu telah berada di bawah kendali IDF selama beberapa bulan
Haniyeh, ketua Biro Politik Hamas, tinggal di Qatar, bersama anggota kepemimpinan politik Hamas lainnya.
Pemimpin Hamas di Gaza adalah Yahya Sinwar, yang diyakini bersembunyi di Gaza selatan, dikelilingi oleh sandera Israel.
Bukan Pertama Kalinya Kehilangan Keluarga yang Dibunuh Israel
Ini bukan kali pertama Ismail Haniyeh kehilangan anggota keluarga dan kerabat yang dibunuh Israel.
Disebutkan
Serangan udara pada bulan Oktober dilaporkan menewaskan 14 anggota keluarga Haniyeh lainnya, termasuk saudara laki-laki dan keponakannya; cucunya Roaa Haniyeh juga dilaporkan dibunuh oleh IDF, begitu pula cucu tertuanya, Jamal.
Pada bulan Februari, sumber-sumber Palestina melaporkan bahwa putra Haniyeh, Hazem Haniyeh, juga terbunuh.
Secara terpisah, jet tempur Angkatan Udara Israel (IAF) melakukan serangan balasan terhadap sel serangan roket di Jalur Gaza yang ditembakkan di dekat Kibbutz Kfar Aza.
Peluncuran tersebut diidentifikasi dari Jabalia menuju Kibbutz Kfar Aza pada hari Selasa, yang dicegat oleh IDF Aerial Defense Array. Sebagai tanggapan, sebuah jet tempur IAF menyerang kompleks dan peluncur tempat roket ditembakkan.
Sementara itu, Brigade Nahal terus melakukan operasi di Gaza tengah dan membunuh anggota Hamas dalam jumlah yang tidak ditentukan, namun kemungkinan besar hanya sekitar satu digit.
Selain itu, sejumlah roket ditembakkan ke arah pasukan IDF yang beroperasi di kawasan Shejaiya di Gaza utara. Sebagai tanggapan, sebuah jet tempur IAF menemukan dan menghancurkan peluncurnya.
Selain itu, pesawat IAF juga menyerang sel teroris Hamas terpisah yang menjadi ancaman bagi pasukan IDF yang beroperasi di wilayah Shejaiya.
Angkatan udara Israel mengklaim juga menyerang puluhan sasaran tambahan di Gaza, termasuk situs militer, peluncur, terowongan, dan infrastruktur.
Hizbullah juga menembakkan sejumlah kecil roket ke Israel tanpa kerusakan yang dilaporkan serta kemungkinan mengirimkan drone penyerang tanpa kerusakan.
Profil Ismail Haniyeh
Sebagai informasi, Haniyeh lolos dari upaya pembunuhan Israel pada tahun 2003.
Nama Ismail Haniyeh menjadi terkenal tahun 2006 ketika ia memimpin Hamas meraih kemenangan dalam pemilihan legislatif atas gerakan Fatah, yang telah berkuasa selama lebih dari satu dekade.
Haniyeh pernah menjabat sebagai perdana menteri Otoritas Palestina sebelum ia diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden kelompok tersebut Mahmoud Abbas pada tahun 2007.
Pada tahun 2017, Haniyeh terpilih sebagai ketua biro politik Hamas.
Associated Press (AP) menyebut putra Ismail Haniyeh sebagai "di antara tokoh paling terkenal yang terbunuh dalam perang" yang dimulai setelah Hamas memimpin serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.
Lebih dari 1.200 orang tewas dan 253 lainnya disandera dalam serangan tersebut, sementara para pejabat kesehatan Gaza mengatakan bahwa tindakan Israel telah menyebabkan kematian lebih dari 33.000 warga Palestina, sebagaimana dikutip oleh AP.
(oln/almdn/ap/khbrn*)