TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Benyamin Netanyahu memerintahkan Angkatan udara Israel untuk terus mengintensifkan latihan perang yang menargetkan sasaran jarak jauh.
Perintah ini dilontarkan Netanyahu pasca-status Tel Aviv masuk dalam keadaan siaga tinggi imbas ketegangan antara Israel dengan Iran meningkat.
“Angkatan udara Israel terus melakukan latihan yang menargetkan sasaran jarak jauh ketika ketegangan meningkat dengan Iran,” jelas laporan situs berita Ynet, sebagaimana dikutip dari Middle East Monitor.
Israel tak mengungkap secara spesifik senjata apa saja yang digunakan angkatan udara nya dalam latihan kali ini.
Namun langkah ini kemungkinan besar dilakukan untuk mempersiapkan serangan balasan yang kabarnya akan dilakukan Iran dalam waktu dekat.
Selain mengintensifkan latihan perang, belakangan Israel turut memasangkan sistem pertahanan C-Dome ke kapal-kapal perang yang berjaga di dekat kota selatan Eilat.
Tak tanggung – tanggung untuk memasang sistem pertahanan C-Dome Israel ia rela menggelontorkan dana sekitar 50 ribu Dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 794,7 juta untuk setiap peluncuran satu unit rudal pertahanan C-Dome.
Kendati harga Iron Dome dibanderol fantastis, namun tameng satu ini memiliki kemampuan untuk mempertahankan wilayah dengan luas 150 km persegi dari berbagai serangan rudal jarak pendek, mortar, maupun roket.
Selain untuk tameng dan mencegah serangan roket dan rudal musuh, sistem pertahanan C-Dome yang dipasang di kapal korvet kelas 6 Sa'ar dapat digunakan menembak target atau sasaran mencurigakan yang memasuki wilayah udara negara Israel.
Baca juga: Siap Gebuk Israel, Iran Sebut PBB Bisa Cegah dengan Satu Syarat, Apa?
Awal Mula Konflik Iran-Israel
Ketegangan antara Teheran dan Tel Aviv mulai pecah pasca jet tempur F-35 milik militer Israel melancarkan serangan udara ke Konsulat Iran di Damaskus.
Imbas insiden tersebut 13 orang dinyatakan tewas, termasuk pemimpin Garda Revolusi, Mohammad Reza Zahedi, serta 7 anggota Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC).
Serangan mematikan ini lantas membuat Iran murka, hingga berjanji akan melakukan serangan balas dendam kepada Israel.
“Kami akan membuat Israel menyesali tindak pidananya yang ini dan yang lain,” Pemimpin agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, mengonfirmasi bahwa serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus merupakan pelanggaran terhadap semua konvensi internasional.
AS Minta Sekutunya Bujuk Iran
Konflik antara Israel dan Iran yang memanas, memaksa menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melobi menteri luar negeri Tiongkok dan rekan-rekan lainnya untuk menggunakan pengaruh membujuk Iran agar mau menghentikan serangan ke Israel.
Permohonan tersebut dilontarkan Blinken usai pemerintah Iran mengancam akan melakukan serangan balas dendam kepada Israel yang telah melakukan serangan udara hingga menewaskan pemimpin Garda Revolusi.
Ancaman ini tak hanya memicu ketakutan Israel, namun membuat sejumlah negara sekutu seperti Amerika ketar-ketir.
Sebagaimana dikutip dari SCMP, AS disebut ketakutan jika negaranya ikut diserang imbas ketegangan Iran Israel.
AS bahkan berkali-kali menelepon menteri luar negeri Arab Saudi, Qatar dan Irak meminta ketiga negara tersebut untuk menyampaikan pesan AS kepada Iran agar Teheran mengurangi ketegangan dengan Israel.
Lewat cara tersebut AS berharap agar Iran mau meredam emosinya.
Dengan begitu konflik panas di Timur Tengah bisa meredam, mengingat sebelumnya Timur Tengah telah dihebohkan dengan konflik Gaza Israel yang telah menewaskan lebih dari 33.000 orang
(Tribunnews.com / Namira Yunia Lestanti)