Ia mengatakan tindakan ini diizinkan oleh hukum internasional, dan hanya menargetkan situs militer untuk menghindari sasaran sipil, berbeda dengan apa yang dilakukan Israel lakukan di Suriah.
"Serangan balasan tersebut terjadi sebagai pelaksanaan hak bawaan Iran untuk membela diri sebagaimana diuraikan dalam Pasal 51 Piagam PBB dan diakui oleh hukum internasional," katanya, Minggu (14/4/2024).
Selama pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas tanggapan Iran, perwakilan Iran di PBB menyerang negara-negara Barat yang menentang hak Iran untuk menanggapi agresi.
Ia menekankan bahwa negara-negara ini melindungi kejahatan genosida yang dilakukan oleh Israel.
"Iran sudah lama menahan diri, namun sudah tiba waktunya untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas kejahatannya," katanya.
Ia mengatakan Dewan Keamanan PBB harus memenuhi tugasnya berdasarkan Bab 7 Piagam sebagai tanggapan atas kecerobohan Israel.
"Sudah waktunya bagi Dewan Keamanan untuk memikul tanggung jawabnya dan mengatasi ancaman nyata terhadap perdamaian dan keamanan internasional," lanjutnya.
Selain itu, ia menegaskan Iran tidak berniat untuk berperang dengan AS di kawasan itu.
"Kami tidak berniat terlibat konflik dengan AS di kawasan. Kami menunjukkan komitmen kami terhadap perdamaian dengan menahan diri dalam melibatkan Angkatan Darat AS dalam mencegat drone dan rudal Iran yang ditujukan untuk sasaran militer di wilayah pendudukan Palestina," katanya.
Hubungan Israel dan Iran
Hubungan Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.
Revolusi tersebut menumbangkan kekuasaan Syah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS) dan mitra Israel.
Setelah revolusi Iran, Israel menuduh Iran yang menerapkan kebijakan anti-Israel, telah mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, kelompok perlawanan Irak dan Suriah untuk melawan Israel, sebuah tuduhan yang dibantah Iran.
Ketegangan Iran dan Israel baru-baru ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza setelah operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 33.729 jiwa dan 76.371 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (13/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel