TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) meminta Iran untuk menahan diri dan tidak membalas Israel jika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memutuskan untuk menyerang Iran lagi.
Rencana serangan Israel itu menyusul serangan balasan Iran terhadap Israel setelah angkatan udara Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada Senin (1/4/2024).
Namun, Iran menolak usulan AS melalui perantara Swiss.
"Saluran diplomatik Iran menolak untuk mengizinkan Israel melakukan "serangan simbolis" menyusul serangan balasan Iran baru-baru ini dengan drone dan rudal," menurut informasi eksklusif yang diperoleh The Cradle, Rabu (17/4/2024).
Sumber pejabat keamanan militer Iran yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan kepada The Cradle bahwa AS telah menghubungi Iran melalui perantara.
"AS menghubungi Teheran melalui perantara Swiss yang menyarankan agar Iran menahan diri untuk tidak membalas serangan Israel agar Israel dapat menyelamatkan mukanya," kata pejabat itu.
Iran Tak Mau Ngalah Demi Citra Israel
Iran langsung menolak permintaan AS dengan menyatakan bahwa setiap agresi Israel di wilayah Iran akan ditanggapi dengan tanggapan segera dan tegas.
Tanggapan Iran, yang disampaikan langsung kepada utusan Swiss di Teheran oleh pejabat Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dimaksudkan untuk menyampaikan pesan yang kuat kepada AS, ungkap sumber tersebut.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri Kani, memperingatkan bahwa tanggapan Iran terhadap pembalasan Israel akan cepat, dan menekankan bahwa Iran tidak akan menunggu hingga 12 hari lagi untuk membalas jika Israel menyerang lagi.
Meskipun ada harapan dari para pejabat pertahanan AS mengenai tanggapan terbatas dari Israel terhadap Iran, diskusi dalam Dewan Perang Israel dilaporkan masih berlanjut tanpa keputusan akhir yang pasti hingga kini.
Baca juga: Israel Salah Langkah, 2 Bulan Atur Strategi Serang Konsulat Iran, Kini Jadi Bumerang
Kepala staf militer Israel, Letjen Herzi Halevi, menegaskan kembali komitmen Israel untuk menanggapi operasi Iran baru-baru ini, dan bersumpah bahwa serangan rudal dan drone yang diluncurkan oleh Iran tidak akan dibiarkan begitu saja.
Puluhan Petinggi IRGC Dibunuh Israel, Iran Luncurkan Balasan
Sebelumnya, Iran meluncurkan serangan balasan ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam, dengan 300 rudal dan drone yang menargetkan situs militer Israel.
Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, dan Yordania melindungi Israel dengan mengerahkan jet tempur dan sistem pertahanan untuk melumpukan sebagian besar rudal Iran di udara sebelum jatuh ke Israel.
Serangan itu sebagai balasan atas serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada Senin (1/4/2024), yang menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Iran (IRGC) termasuk Brigjen Mohammad Reza Zahedi, Komandan Pasukan Quds elit Iran untuk Suriah dan Lebanon, cabang Korps IRGC.