Ini merujuk pada dugaan kalau fasilitas-fasilitas sensitif militer Iran tersembunyi di bawah tanah.
Kausha mengatakan pesawat Israel, seperti jet siluman F-35, mungkin mudah menghindari jaringan pertahanan udara Iran, tapi biasanya jeti ini cuma bisa membawa persenjataan yang kecil.
"Untuk menyerang target yang terkubur dalam, mungkin diperlukan amunisi yang lebih besar, yang berarti amunisi tersebut mungkin harus dibawa secara eksternal dengan pesawat seperti F-16 – sehingga lebih mudah dideteksi oleh radar," katanya.
Baca juga: Netral Ala Arab Saudi-UEA: Larang AS-Israel Pakai Wilayah Udara, Berbagi Info Intelijen Soal Iran
Demi keamanan, dia menyarankan pilot Israel untuk meluncurkannya dari jarak yang lebih jauh.
“Jaringan pertahanan udara Iran tentu saja tidak bisa ditembus oleh pesawat-pesawat ini, namun hal ini meningkatkan risiko kerugian dan kapasitas Iran untuk, setidaknya secara teori, mencegat beberapa amunisi yang datang meningkat,” katanya.
Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel semalaman dari Sabtu hingga Minggu pagi, sebagai pembalasan atas dugaan serangan udara Israel terhadap apa yang dikatakan Teheran sebagai gedung konsulat Iran di Damaskus.
Israel dan sekutu-sekutunya mengklaim menembak jatuh sebagian besar drone dan rudal dan serangan tersebut hanya menyebabkan satu orang cedera, namun kekhawatiran akan pembalasan Israel tetap memicu ketakutan akan perang regional yang besar-besaran.
(oln/toi/*)