News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Dongkol ke China, Sentil Kemesraan Iran dan Tiongkok

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengawal Revolusi Iran Meluncurkan Drone Kamikaze dan Rudal Balistik, menunjukkan ledakan menerangi langit di Hebron dan Tel Aviv selama serangan Iran terhadap Israel. Minggu (14/4/2024). Pengawal Revolusi Iran mengkonfirmasi bahwa serangan pesawat tak berawak dan rudal sedang dilakukan terhadap Israel, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak yang mematikan pada tanggal 1 April di konsulatnya di Damaskus. (Twitter-X / HO)

Israel Dongkol ke China, Sentil Kemesraan Iran dan Tiongkok

TRIBUNNEWS.COM - Israel mengatakan pihaknya kecewa pada tanggapan Tiongkok terhadap serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran ke negara pendudukan tersebut, akhir pekan kemarin.

Israel tadinya berharap kalau China akan mengutuk serangan Iran tersebut dan mendukung serangan balik Israel ke Teheran.

“Kami mengharapkan kecaman yang lebih keras dan pengakuan yang jelas atas hak Israel untuk membela diri,” kata Yuval Waks, wakil kepala misi Israel di Tiongkok pada konferensi pers pada Senin ketika ditanya apa tanggapan yang diharapkan dari kedutaan Israel dari China.

Baca juga: Sikap Rusia dan Turki Atas Serangan Iran ke Israel: Tak Ada Pernyataan Mengutuk, Zakharova: Rasain!

“Sayangnya, kami tidak melihat hal tersebut, itulah sebabnya kami tidak senang dengan pernyataan [dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok],” kata Waks.

Pada Minggu, kementerian China hanya menyatakan “keprihatinan mendalam” mengenai risiko meningkatnya konflik dan menyerukan implementasi segera resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza.

Pernyataan tersebut, yang menurut Israel “tidak sekuat yang diharapkan”, juga mendesak “negara-negara berpengaruh” yang tidak disebutkan namanya untuk memainkan peran konstruktif.

Serangan pada Sabtu, yang terjadi setelah serangan mematikan baru-baru ini terhadap kompleks kedutaan Iran di Suriah, merupakan serangan langsung pertama Republik Iran terhadap wilayah Israel dan telah meningkatkan kekhawatiran mengenai konflik regional yang lebih luas.

Baca juga: Video Rusia Turun Tangan Bekali Teheran Arhanud Canggih & Jet Sukhoi-35

Singgung Kemesraan Iran-Tiongkok

Amerika Serikat dan sekutunya mengutuk serangan itu, dan Presiden AS Joe Biden menjanjikan dukungan “kuat” untuk Israel.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada Senin mengatakan utusan khusus Tiongkok untuk urusan Timur Tengah Zhai Jun telah bertemu Irit Ben-Abba, duta besar Israel.

Pernyataan itu mengatakan Zhai menyerukan gencatan senjata segera di Gaza namun tidak mengomentari kekhawatiran Israel atas aksi China tidak melontarkan kutukan atas serangan Iran.

Waks juga mengatakan kedutaan telah menghubungi pejabat Tiongkok di Beijing dan menyampaikan kekhawatiran Israel menyusul serangan Iran tersebut.

Waks juga menyentil kemesraan hubungan Tiongkok-Iran dalam berbagai bidang. Namun, dia menekankan kalau Iran merupakan motor dari apa yang Israel sebut sebagai kelompok-kelompok teror di kawasan Timur Tengah.

“Kami menyadari hubungan bilateral yang baik antara Tiongkok dan Iran, namun kami merasa perlu untuk mengungkapkan keprihatinan besar kami kepada Tiongkok mengenai peran negatif Iran di kawasan kami dan dukungannya terhadap kelompok teror”.

Rusia-China Sepakat, Serangan ke Israel adalah Hak Bela Diri Iran

Sejumlah negara menanggapi serangan udara Iran ke Israel pada Minggu (14/4/2024) dini hari lalu, termasuk China dan Rusia, yang selama ini dianggap sebagai sekutu Iran.

Dilansir i24news.tv, pada Senin malam, setelah serangan Iran tersebut, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, berbicara dengan rekannya dari Iran dan Arab Saudi.

Wang Yi menyebut serangan Iran itu adalah hak negara tersebut untuk membela diri.

Selama percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Iran, Wang Yi mengecam keras serangan Israel di Suriah.

Wang Yi mengatakan Iran akan mampu menangani situasi ini dengan baik untuk menghindari ketidakstabilan lebih lanjut sambil tetap menjaga kedaulatan dan martabatnya.

Sebagaimana diketahui, Iran menyerang Israel buntut diserangnya gedung konsulat Iran di Suriah pada awal April lalu.

Serangan Israel itu menewaskan petinggi IRGC.

Iran menyebut serangannya terhadap Israel sebagai serangan balasan.

Foto disebarkan oleh kantor Angkatan Darat Iran pada tanggal 21 Oktober 2020, menunjukkan sistem pertahanan udara Iran pada hari pertama latihan pertahanan udara 'Aseman Velayat 99', di lokasi yang tidak diketahui identitasnya di Iran. (kantor Angkatan Darat Iran / AFP) (AFP/-)

Rusia juga mengeluarkan pernyataan yang serupa dengan China.

Rusia mengakui klaim Iran yang bertindak untuk membela diri.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Saudi, Faisal bin Farhan, mengatakan kepada Wang Yi bahwa Riyadh sangat berharap Beijing akan memainkan peran aktif dan penting dalam memulihkan situasi agar tidak meningkat di Timur Tengah, lapor berita resmi Tiongkok, Xinhua.

Baca juga: Menlu Retno: Jokowi Yakin China akan Gunakan Pengaruhnya untuk Cegah Eskalasi di Timur Tengah

Wang Yi kemudian membalas bahwa China menghargai penekanan Arab Saudi dalam menyelesaikan masalah ini melalui cara diplomatik.

“Beijing siap bekerja sama dengan Riyadh untuk mencegah peningkatan ketegangan lebih lanjut,” tutup Wang Yi, menurut laporan Xinhua.

Pernyataan Resmi Rusia dan China

Sebelumnya, baik pemerintah Rusia maupun China telah mengeluarkan pernyataan resmi mengenai konflik Iran-Israel.

Minggu (14/4/2024), Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan yang mengecam serangan terhadap kantor diplomatik Iran.

Kementerian itu juga menyalahkan sikap lemah PBB terhadap Teheran.

Melalui situsnya, Kementerian Luar Negeri Rusia menulis:

“Pada dini hari tanggal 14 April, sejumlah besar rudal dan drone diluncurkan ke wilayah Israel.

Menurut Kementerian Luar Negeri Iran, serangan ini dilakukan sebagai bagian dari hak membela diri yang diatur dalam Pasal 51 Piagam PBB sebagai tanggapan atas serangan terhadap sasaran Iran di kawasan, termasuk serangan terhadap bagian konsuler Iran di Kedutaan Besar di Damaskus pada tanggal 1 April, yang dikecam keras oleh negara kami.

Sayangnya, karena sikap yang diadopsi oleh negara-negara Barat, Dewan Keamanan tidak dapat memberikan tanggapan yang tepat terhadap serangan terhadap misi konsuler Iran.”

Kementerian tersebut juga menyatakan keprihatinan Rusia terhadap eskalasi berbahaya di kawasan tersebut, dan memperingatkan bahwa banyaknya krisis yang belum terselesaikan di Timur Tengah, yang seringkali dipicu oleh tindakan provokatif yang tidak bertanggung jawab, akan memperburuk ketegangan.

Presiden Iran Ebrahim Raisi berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping di KTT BRICS. (tangkap layar twitter)

Seperti Rusia, China juga menyatakan keprihatinannya atas ketegangan tersebut tetapi meminta negara-negara berpengaruh untuk menstabilkan ketegangan dan kawasan.

Melalui pernyataan yang diunggah di situs Kementerian Luar Negeri China, China memandang konflik tersebut sebagai dampak dari perang Israel terhadap Hamas di Palestina.

“China menyatakan keprihatinan yang mendalam atas eskalasi yang terjadi saat ini dan menyerukan kepada pihak-pihak terkait untuk bersikap tenang dan menahan diri untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Situasi yang sedang berlangsung ini merupakan dampak terbaru dari konflik Gaza.

Seharusnya tidak ada lagi penundaan dalam implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB 2728 dan konflik harus diakhiri sekarang juga.

China menyerukan kepada komunitas internasional, terutama negara-negara berpengaruh, untuk memainkan peran konstruktif demi perdamaian dan stabilitas kawasan (Timur Tengah).”

Sebagai informasi, China dan Rusia adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Kebijakan luar negeri kedua negara itu biasanya sangat kontras dengan kebijakan Amerika Serikat yang presidennya, Joe Biden, baru-baru ini menjanjikan dukungan kuat kepada Israel setelah serangan Iran.

Selain itu, Rusia dan China juga dipandang sebagai kekuatan ekonomi dan militer yang pandangannya mampu membentuk politik internasional.

(oln/scmp/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini