News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ahli Meteorologi Peringatkan Potensi Perang Cuaca Antar Negara Usai Banjir di Dubai

Editor: willy Widianto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kendaraan melewati hujan lebat di jalan raya Sheikh Zayed Road di Dubai, Uni Emirat Arab, Selasa, 16 April 2024. Hujan lebat melanda Uni Emirat Arab pada hari Selasa, membanjiri sebagian jalan raya utama dan meninggalkan kendaraan terbengkalai di jalan raya melintasi Dubai. Sementara itu, jumlah korban tewas dalam banjir besar di negara tetangga Oman meningkat menjadi 18 orang dan lainnya masih hilang saat kesultanan bersiap menghadapi badai tersebut. (AP Photo/Jon Gambrell)

Sementara itu Ahmed Habib, Ahli Meteorologi di Pusat Meteorologi Nasional (NCM) UEA, mengatakan kepada Bloomberg bahwa beberapa penyemaian awan dilakukan beberapa hari sebelum curah hujan belum pernah terjadi sebelumnya.

Spekulasi tentang penggunaan penyemaian awan kemudian menyebabkan hujan dan banjir dibantah NCM. Kata Ahmed penyemaian garam di awan tidak dilakukan pada hari Selasa atau beberapa jam sebelum badai dan hujan besar terjadi di Dubai, namun ia mengatakan bahwa operasi penyemaian awan tersebut dilakukan pada hari Minggu dan Senin.

Maarten Ambaum, seorang profesor fisika dan dinamika atmosfer di Universitas Reading, menyatakan bahwa meskipun penyemaian awan dapat digunakan untuk menghasilkan hujan, biasanya tidak akan terjadi badai yang sangat parah seperti yang terjadi di Dubai.

"Pada tahun 50an dan 60an, orang masih berpikir untuk menggunakan penyemaian awan untuk menghasilkan peristiwa cuaca besar ini, atau mengubah peristiwa cuaca besar ini. Hal ini [telah] lama dianggap sebagai kemungkinan yang tidak realistis," katanya.

Giles Harrison, Profesor Fisika Atmosfer di Universitas Reading, mengatakan UEA memang melakukan operasi penyemaian awan, namun ada perbedaan besar antara awan yang menjadi target penyemaian dengan bahan penyemaiannya.

Para ahli juga mencatat kemungkinan dampak perubahan iklim terhadap pola cuaca yang intens di UEA menjadi salah satu penyebabnya.

Dim Coumou, seorang profesor iklim ekstrem di Vrije Universiteit Amsterdam, mengatakan curah hujan akibat badai petir, seperti yang terjadi di UEA dalam beberapa hari terakhir, mengalami peningkatan yang kuat seiring dengan pemanasan global.

'Hal ini karena adanya konveksi yang merupakan aliran udara ke atas yang kuat saat terjadi badai petir, akan menguat di dunia yang lebih hangat," katanya.(Daily Mail/Bloomberg/Reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini