Berdasarkan laporan khalayak kepada Iran International, barang-barang seperti daging merah, ayam, ikan, beras, dan produk susu memiliki porsi tertinggi di antara barang-barang yang dikeluarkan dari keranjang konsumsi rumah tangga.
Awal Tahun Baru pada 21 Maret, kacang-kacangan, susu, kacang-kacangan, dan pistachio, keju, pakaian, dan telur termasuk di antara barang-barang lainnya, menurut laporan masyarakat, telah dikeluarkan dari keranjang belanjaan mereka atau dibeli dengan jumlah terbatas.
Mata uang Iran, Rial, telah kehilangan 20 persen nilainya sejak awal Januari, yang secara langsung berkontribusi terhadap kenaikan harga gandum, beras, dan pakan ternak yang sebagian besar diimpor dan bergantung pada fluktuasi mata uang.
Inflasi tahunan di Iran telah mencapai atau di atas 40 persen sejak tahun 2019, satu tahun setelah Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian nuklir JCPOA tahun 2015 dan memberlakukan sanksi terhadap sumber utama pendapatan Teheran; ekspor minyak.
Perekonomian yang sudah lemah, terbebani oleh kendali pemerintah dan terbatasnya perdagangan internasional, kini semakin menyusut dalam lima tahun terakhir.
Pendapatan riil telah menurun berkali-kali lipat sehingga menyebabkan puluhan juta orang jatuh miskin.
Sebagai info, biaya keranjang konsumsi rumah tangga di kota-kota besar di Iran, saat ini telah melonjak hingga 300 juta rial Iran atau setara kira-kira 500 dolar AS per bulan. Jika dirupiahkan nilainya sekira Rp 8,1 juta.
Sementara gaji minimun di Iran tak melebihi 150-200 dolar AS atau tak lebih dari Rp 3,3 juta per bulan.
Daging tak terbeli
Di tengah meroketnya harga daging merah dan putih, masyarakat Iran semakin mengandalkan telur sebagai sumber protein utama.
Dengan gaji bulanan minimum yang hampir tidak melebihi 150-200 dolar AS per bulan, banyak pekerja Iran mendapati diri mereka tidak mampu membeli daging sama sekali.
Harga daging kambing tanpa tulang telah mencapai 9 juta rial atau sekira 15 dolar AS per kilogram, dan jika dirupiahkan senilai Rp 240 ribu lebih.
Menurut laporan kantor berita ILNA, penghapusan daging dari banyak meja rumah tangga telah menyebabkan telur menjadi satu-satunya pilihan protein bagi keluarga di seluruh negeri.
Pergeseran ini mencerminkan realitas tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat Iran, dimana daging menjadi barang mewah yang tidak dapat dijangkau oleh banyak orang.