TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran pada Senin (22/4/2024) membantah kabar duta besar Swiss di Teheran dipanggil oleh Garda Revolusi Iran (IRGC) karena ketegangan baru-baru ini antara Israel dan Iran.
Tuduhan ini terjadi pada pekan lalu saat seorang penasehat menteri dalam negeri, Mojtaba Abtahu menyatakan bahwa duta besar Swiss dipanggil oleh IRGC untuk mewakili AS.
"Pada jam 3 pagi pada hari Senin, tanggal 14 April, ketika serangan Iran terhadap Israel hampir selesai, duta besar Swiss, yang mewakili kepentingan AS, dipanggil Iran tapi tidak ke kementerian luar negeri, melainkan ke markas Garda Revolusi," karta Abtahu, dikutip dari Iran Internasional.
Ini diperkuat oleh laporan di The New York Times.
Saat itu, The New York Times melaporkan bahwa selama serangan terhadap Israel, duta besar Swiss dipanggil ke markas IRGC.
Namun tuduhan tersebut dibantah oleh jubir Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani.
Kanaani mengklaim bahwa hal tersebut tidak benar dan saat ini ia masih melakukan kontak yang baik dengan dubes Swiss tersebut.
"Ada kontak terus-menerus dengan duta besar Swiss di Iran, dan aparat diplomatik telah bertindak profesional," katanya.
Ia juga menekankan bahwa komunikasi mereka terkait AS dan Iran.
Sebagai informasi, Iran telah meluncurkan 350 atau lebih rudal dan drone tempur pada Sabtu.
Drone kamikaze Shahed-136 yang membawa hulu ledak relatif kecil dengan berat sekitar 50kg (110 pon) digunakan dalam serangan terhadap Israel.
Saluran Telegram yang berafiliasi dengan IRGC mengatakan Shahed-238, yang ditenagai oleh turbojet dan bukan baling-baling pada model 136, juga digunakan dalam serangan itu.
Baca juga: Tangkis Serangan Balasan, Pemimpin Iran Perintahkan Pasukan Bersenjata Untuk Pelajari Taktik Musuh
Model 238 mengorbankan beberapa kemampuan manuver untuk kecepatan yang jauh lebih tinggi yang diyakini mencapai 600kmph (372mph).
Serangan ini sebagai pembalasan atas serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus pada 1 April tersebut telah menewaskan seorang komandan senior Pasukan IRGC-Quds dan beberapa personel IRGC.
Ini adalah pertama kalinya Iran menyerang Israel secara langsung setelah hampir setengah abad menjadi musuh bebuyutan .
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menjuluki operasi tersebut sebagai “Janji Sejati” untuk menunjukkan bahwa para pemimpin tertinggi di Teheran, termasuk Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, berniat menepati sumpah 'hukuman' mereka atas serangan Israel dan pihak lain, dikutip dari Al Jazeera.
Setelah serangan Iran, Israel dilaporkan melancarkan serangan yang telah diantisipasi secara luas sebagai pembalasan atas serangan Iran pada akhir pekan.
Pada Jumat pagi, ledakan terdengar di dekat kota Isfahan di wilayah barat tengah.
Para pejabat Iran belum secara resmi mengkonfirmasi serangan itu dilakukan oleh Israel dan hanya mengatakan pertahanan udara Esfahan telah menargetkan beberapa ' objek mencurigakan', dikutip dari Berita IRNA.
Para pejabat AS mengkonfirmasi kepada ABC News bahwa tiga rudal ditembakkan dari pesawat tempur Israel di luar Iran.
“Israel menargetkan situs radar pertahanan udara di dekat Esfahan yang merupakan bagian dari perlindungan fasilitas nuklir Natanz,” kata seorang pejabat.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Menlu Iran, Konflik Iran vs Israel