News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Koalisi Maritim AS Tak Ada Pengaruh, Houthi Yaman Leluasa Tembaki 102 Kapal dan Pelabuhan Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam foto selebaran yang disediakan oleh pusat media Houthi, para petempur Houthi berpartisipasi dalam latihan militer pada 12 Maret 2024, di Sana’a, Yaman.

Koalisi Maritim Pimpinan AS Tak Ada Pengaruh, Houthi Yaman Leluasa Tembaki 102 Kapal dan Pelabuhan Israel

TRIBUNNEWS.COM - Kehadiran satuan tugas (Satgas) Maritim pimpinan Amerika Serikat (AS) di Laut Merah tidak memberikan pengaruh terhadap blokade jalur laut yang dilakukan pemerintah Yaman yang terafiliasi gerakan Houthi.

Meski 'digertak' banyak agresi ke Yaman serta hadirnya banyak kapal perang dari berbagai negara Barat, Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) dan milisi Houthi tetap leluasa menembaki kapal-kapal berentitas Israel dan menyerang pelabuhan negara pendudukan tersebut.

Baca juga: Yaman Ledek Kapal Perang Jerman yang Mundur dari Laut Merah, Houthi: Kembali ke Jalan yang Benar

Dalam pernyataannya pada Kamis (25/4/2024), Kelompok Houthi Yaman mengatakan kalau mereka telah menyerang 102 kapal Israel, AS, dan Inggris sejak Israel melancarkan perang dahsyat di Jalur Gaza yang terkepung mulai Oktober tahun lalu, Anadolu melaporkan.

“Sekitar 102 kapal Israel, AS dan Inggris diserang selama 202 hari agresi Israel di Gaza,” kata pemimpin kelompok tersebut Abdul-Malik Al-Houthi dalam pidato yang disiarkan oleh televisi Al-Masirah yang dikelola Houthi.

Dia menambahkan, sekitar dua kapal yang terkait dengan Israel menjadi sasaran setiap hari oleh kelompok tersebut.

“Navigasi kapal AS di Laut Merah telah menurun hingga 80 persen,” tambahnya.

Baca juga: Houthi Naik Darah Lihat Arab Diam Saat Israel Koleksi Kuburan Massal di Gaza, Serangan Diperluas

Petempur milisi Houthi dengan latar belakang bendera Yaman berpatroli di Laut Merah. Yaman memperluas blokade jalur perairan tidak hanya di Laut Merah tetap juga ke Laut Arab dan Samudera Hindia. (afp)

Blokade Jalur Laut dan Serangan Houthi Diperluas

Al-Houthi mengatakan kelompok tersebut berupaya memperluas dan memperkuat operasinya di Samudera Hindia.

AL-Houthi menekankan, perluasan operasi serangan kelompoknya akan mengakibatkan kapal-kapal AS terpaksa mengambil rute laut yang lebih panjang sehingga berdampak pada perekonomian global dan meningkatkan biaya pengiriman, asuransi transportasi laut, dan harga barang-barang.

“Biaya operasi asuransi untuk satu kapal bagi beberapa perusahaan di Amerika berjumlah $50 juta, dan ini belum pernah terjadi sebelumnya dan merupakan masalah nyata bagi mereka,” katanya.

Belum ada komentar langsung dari AS, Inggris atau Israel mengenai klaim tersebut.

Baca juga: Kebobolan Rudal Houthi, Separuh Pekerja Pelabuhan Eilat Israel Bakal Kena PHK

Sebuah drone tak dikenal menghantam bangunan di Kota Eilat, Israel. (HO)

Bombardir Pelabuhan Eilat

Kemarin, juru bicara militer Houthi Yahya Sarea mengatakan kelompok itu telah menembakkan sejumlah rudal balistik ke beberapa sasaran di kota pelabuhan Eilat, Israel.

Kelompok Houthi telah menargetkan kapal-kapal milik Israel, berbendera, dioperasikan, atau menuju pelabuhan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden dengan rudal dan drone sebagai solidaritas terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, yang telah berada di bawah bombardemen Israel sejak 7 Oktober 2023.

Lebih dari 34.000 warga Palestina tewas akibat bombardemen Tel Aviv di Gaza.

AS meluncurkan koalisi untuk mengusir serangan Houthi di perairan tersebut pada hari Mahkamah Internasional (ICJ) mulai mendengarkan kasus Afrika Selatan yang menuduh Israel melakukan genosida di Jalur Gaza.

Kapal-Kapal AS Juga Diserang

Kelompok Houthi di Yaman juga menyerang kapal Amerika Serikat (AS).

Serangan pada Rabu (24/4/2024) menandakan serangan pertama Houthi di lautan dalam dua minggu terakhir.

Juru bicara Houthi, Yahya Saree, dalam pesan video menyebut pihaknya telah menyerang kapal kargo Maersk Yorktown di Teluk Aden. Serangan itu juga dikonfirmasi oleh militer AS.

Dalam serangan tersebut, Houthi menggunakan rudal balistik antikapal yang ditembakkan dari wilayahnya.

Kapal itu dilaporkan berbendera AS dan dioperasikan oleh 22 awak. Sebanyak 18 di antaranya adalah warga AS. Sisanya warga Yunani.

“Tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan oleh AS, koalisi, atau kapal dagang,” kata Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam pernyataannya, dikutip dari Al Jazeera.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Yunani pada hari Kamis menyebut salah satu kapal militernya dikerahkan untuk melawan Houthi.

Kapal itu bergabung dalam misi angkatan laut Uni Eropa dan mencegat dua pesawat nirawak yang diluncurkan ke arah kapal dagang.

Operasi Perdagangan Laut Inggris (UKMTO) sebelumnya mengonfirmasi adanya serangan di titik yang berjarak 133 km dari selatan Pelabuhan Djibouti di Teluk Aden.

Saree menyebut, Houthi menargetkan satu kapal Israel bernama MSC Veracruz di Samudra Hindia dan melepaskan tembakan ke arah kapal perang AS.

Di sisi lain, militer AS mengeklaim, pihaknya telah berhasil menghancurkan empat pesawat nirawak Houthi dalam waktu 2 jam.

“Tindakan ini diambil untuk menjaga kebebasan pelayaran dan membuat perairan internasional lebih aman bagi AS, koalisi, dan kapal dagang,” kata militer AS.

Houthi mulai menyerang kapal-kapal terafiliasi dengan Israel di dekat perairan Yaman sejak November 2023 atau sebulan setelah perang antara Hamas dan Israel meletus di Jalur Gaza.

Menurut Houthi, serangan itu adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza.

Houthi kemudian tidak hanya menargetkan kapal Israel, tetapi juga kapal AS dan Inggris.

AS meresponsnya dengan memobilisasi koalisi maritim guna untuk menangkis serangan Hoithi.

Menurut Lembaga Kelautan AS, Houthi telah melancarkan lebih dari 50 serangan ke kapal sejak November 2023.

Dalam beberapa bulan terakhir, serangan Houthi telah berkurang karena kelompok itu tampaknya mulai kehabisan rudal dan pesawat nirawak.

Di samping itu, Houthi juga menghadapi serangan udara dari AS dan Inggris.

Adapun dalam serangan Houthi sebelumnya, yakni pada tanggal 10 April, kelompok itu menargetkan tiga kapal AS dan kapal terafiliasi Israel serta satu kapal perang AS.

Serangan Houthi membuat banyak kapal terpaksa menghindari jalur Laut Merah. Sebagai gantinya, kapal itu memilih mengitari Afrika Selatan.

Jalur itu lebih aman, tetapi pelayaran akan memakan waktu lebih lama dan lebih mahal.

(oln/memo/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini