Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Kementerian Luar Negeri Israel menginstruksikan kedutaan besarnya di seluruh dunia untuk bersiap menghadapi kemungkinan dampak dari putusan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), Senin (29/4/2024).
Tak hanya itu Kemenlu Israel juga menginstruksikan organisasi Yahudi di luar negeri untuk memperketat keamanan guna mengantisipasi adanya ancaman gerakan anti-Semit atau anti-Israel akibat putusan ICC.
Mengutip dari Anadolu, himbauan ini dirilis usai ICC mengancam akan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu serta pejabat Israel lainnya atas kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
“Kami mengarahkan seluruh kedutaan besar Israel untuk segera bersiap menghadapi lonjakan peristiwa anti-Semit dan anti-Israel terkait kemungkinan surat perintah penangkapan ICC yang menargetkan tokoh politik dan militer senior Israel,” ujar Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz.
Baca juga: Israel Siap Hadapi Kemungkinan ICC Tangkap Netanyahu Cs di Luar Negeri, Jaringan Yahudi Dikerahkan
ICC sendiri diketahui tengah melakukan penyelidikan terkait politisasi, pembelokan, dan kebohongan yang dilakukan Israel untuk menutupi tindakan genosida yang dilakukan tentara IDF hingga menewaskan 34.000 warga sipil Palestina.
Meski masih dalam penyelidikan, namun apabila surat perintah terbit maka, surat ini tak hanya ditujukan untuk Netanyahu, tetapi juga bakal menyeret Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan Kepala Staf Herzi Halevi.
PM Netanyahu Minta AS CS Turun Tangan
Merespon ancaman yang dilontarkan ICC, Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu diam-diam menggelar pertemuan tertutup dengan pemerintah Amerika Serikat untuk membahas rencana intervensi, mencegah ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan PM Netanyahu.
”Sebuah sumber mengindikasikan bahwa Netanyahu mengadakan diskusi pribadi dengan Amerika Serikat usai khawatir tentang kemungkinan dikeluarkannya surat perintah penangkapan terhadapnya oleh Pengadilan Kriminal Internasional, lapor surat kabar Israel Maariv , melansir dari Al Mayadeen.
Selain melobi AS, PM Netanyahu beberapa pekan lalu telah lebih dulu meminta menteri luar negeri Inggris dan Jerman untuk melakukan intervensi guna mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan oleh ICC.
Pembicaraan tersebut digelar Netanyahu bersama sejumlah elit Israel saat menteri luar negeri Inggris serta Jerman menggelar kunjungan kerja ke Tel Aviv.
"Selama kunjungan menteri luar negeri Jerman dan Inggris di Tel Aviv, Netanyahu meminta mereka melakukan intervensi guna mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan oleh ICC," tulis laporan Channel 12.