News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Lelah Berperang, Pasukan Terjun Payung Israel Membangkang, Tolak Perintah Invasi Darat ke Rafah

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebanyak 30 tentara cadangan Brigade Terjun Payung Israel (IOF) menolak perintah Perdana Menteri Benyamin Netanyahu untuk mempersiapkan invasi darat ke kota Rafah.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Sebanyak 30 tentara cadangan Brigade Terjun Payung Pasukan Pendudukan Israel (IOF) membelot, menolak perintah Perdana Menteri Benyamin Netanyahu untuk mempersiapkan invasi darat ke kota Rafah.

Penolakan ini kompak disuarakan puluhan anggota kompi terjun payung cadangan yang tergabung dalam Pasukan Terjun Payung regular. Mereka berdalih penolakan ini terpaksa dilakukan karena puluhan pasukan telah lelah menghadapi pertempuran tak tak kunjung selesai.

“Mereka diperintahkan untuk mempersiapkan serangan darat ke Rafah, tetapi menolak karena prajurit merasa tidak mampu melanjutkan pertempuran di Gaza setelah hampir 7 bulan bertempur,kelelahan menjadi alasan utama penolakan ini,” jelas laporan stasiun berita lokal, Channel 12 dikutup dari Anadolu.

Merespon banyaknya pasukan yang membelot perintah Netanyahu Pejabat Angkatan Darat mengatakan mereka tidak akan memaksa personel cadangan untuk ikut serta dalam invasi, terlebih Rafah sendiri merupakan tempat yang sangat sulit dan padat untuk bertempur, ditambah dengan kepekaan Mesir dan AS terhadap operasi tersebut.

Penolakan perintah perang bukan kali pertama yang dihadapi pemerintah Israel, sebelumnya pada awal April lalu 100 tentara perempuan Israel dilaporkan menolak perintah Perdana Menteri Benyamin Netanyahu untuk melakukan wajib militer bersama pasukan pertahanan Israel (IOF) .

“Total sekitar 30 persen dari seluruh tentara wanita yang direkrut menolak untuk dibawa ke pangkalan pelatihan dengan unit observasi kontrol perbatasan," jelas laporan TV7 dikutip dari Al Mayadeen.

Tak dijelaskan alasan mengapa ratusan tentara itu menolak perintah Netanyahu, namun menurut penuturan beberapa orang pasukan mereka enggan mendaftar wamil karena menilai kegiatan itu menindas orang-orang Palestina.

Baca juga: Netanyahu Pusing, Joe Biden Tak Setuju Israel Invasi Rafah, Minta Bantuan Kemanusiaan Ditingkatkan

Sementara sebagian pasukan menjelaskan bahwa alasan mereka menolak perintah wamil karena selama masa pelatihan, para tentara mengalami kesenjangan yang serius dalam peralatan, profesionalisme, dan kurangnya sumber daya manusia.

Sebagai gantinya para tentara wanita yang menolak perintah wamil meminta agar IOF memindahkan mereka ke fasilitas penahanan di pangkalan "Tel Hashomer" atau menugaskan mereka ke posisi dan tugas berbeda.

Israel Pusing Hadapi Krisis Pasukan

Kendati PM Netanyahu telah mengancam akan menjatuhkan hukuman bagi pasukan Israel yang menolak perintah wajib militer, namun hal tersebut tampaknya tak membuat para tentara jera.

Mereka justru semakin kompak menolak perintah untuk terjun ke medan perang, imbasnya Israel diisukan mengalami krisis pasukan, lantaran 582 tentara IDF gugur dalam medan pertempuran sementara 30.000 pasukan lainnya dinyatakan gangguan mental akibat perang.

Baca juga: Alasan Israel Sangat Berambisi Lancarkan Invasi Darat ke Rafah, Kota Paling Selatan Gaza

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang mengalami krisis mengungkap bahwa mereka sangat membutuhkan 7.000 tentara tambahan. Tak hanya ribuan pasukan, IDF juga meminta tambahan 7.500 posisi untuk perwira dan bintara.

Jumlah tersebut melonjak dari target yang telah dijadwalkan, menandakan IDF mengalami krisis di Gaza selama hampir 150 hari perang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini