Terungkap bahwa 103 sekolah, 243 masjid, dan 3 gereja telah hancur.
Lalu, 32 rumah sakit dan 53 puskesmas tidak beroperasi selama kurang lebih 7 bulan.
Kuburan massal buatan Israel
Pada Senin (22/4/2024), Pertahanan Sipil Gaza mengumumkan bahwa 283 jenazah syuhada ditemukan dari kuburan massal buatan Israel di Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis.
Melalui pernyataan, Pertahanan Sipil Gaza mengatakan ada bukti jelas mengenai eksekusi lapangan yang dilakukan oleh IOF di Kompleks Medis Nasser.
PBB takut Israel' pakai AI dalam serangan udara di Gaza
Pada konferensi pers di markas besar PBB di New York, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyuarakan keprihatinannya atas laporan baru-baru ini bahwa Israel menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam serangan udaranya di Gaza.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh majalah Israel-Palestina +972 pada awal bulan April yang mengutip intelijen Israel, mengungkapkan bahwa IOF menerapkan penggunaan AI untuk menemukan target pemboman dan digunakan di daerah-daerah termasuk pemukiman padat penduduk, sehingga menyebabkan banyak korban sipil.
Dijuluki 'Lavender', sistem ini menganalisis data pribadi penduduk Gaza dan mendaftar mereka yang dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok Perlawanan Palestina Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ).
Pemanfaatan teknologi AI yang canggih oleh Israel dalam kampanye genosida di Gaza menandai wilayah baru dalam peperangan modern, menambah pengawasan hukum dan etika serta membentuk kembali dinamika antara personel militer dan sistem otomatis.
Baca juga: Hizbullah Gempur Pangkalan Militer Israel di Palestina Utara Pakai Peluru Artileri
Netanyahu khawatir ditangkap
Sumber mengindikasikan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu khawatir mengenai kemungkinan dikeluarkannya surat perintah penangkapan terhadap dirinya oleh Pengadilan Kriminal Internasional, lapor surat kabar Israel Maariv pada 28 April .
Surat kabar tersebut melaporkan bahwa Netanyahu mengadakan diskusi pribadi dengan Amerika Serikat untuk mencegah Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan.
Hal ini juga menunjukkan bahwa pengeluaran surat perintah penangkapan tidak bisa dihindari dan mungkin berdampak tidak hanya pada Netanyahu, tapi juga Menteri Keamanan dan Kepala Staf.
Awal pekan ini, Jenderal Cadangan Israel Itzhak Brik mengatakan dalam sebuah opini yang diterbitkan oleh surat kabar Israel Maariv bahwa "srael harus menyatakan berakhirnya perang karena mereka benar-benar kalah."
Dia menambahkan, sirkus sebenarnya yang membahayakan pendudukan adalah koalisi Netanyahu, Gantz, Gallant, dan Halevi.
Menurut media Israel, "Israel" berusaha menggunakan saluran diplomatik untuk mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan tersebut.
Sebelumnya, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin dan Komisaris Hak Anak Rusia Maria Lvova-Belova karena diduga terlibat dalam deportasi ilegal anak-anak Ukraina ke Rusia pada tahun 2022.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)