News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Israel Palestina

Kumpulkan Kepala Perwakilan, Menlu Retno Bahas Rencana Evakuasi WNI Jika Konflik di Palestina Meluas

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah mobil milik warga Palestina yang dibakar pemukim Yahudi Israel dalam serangan yang dilindungi tentara IDF di Kota Qusra, Nablus, Tepi Barat, 14 April, 2024.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi membahas rencana evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di zona konflik jika situasi Timur Tengah kian memburuk.

Mengingat belakangan konflik Israel-Palestina meluas ke wilayah lain hingga melibatkan Iran.

Baca juga: Bertemu Menlu Turki, Retno Marsudi: Mendorong Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Rencana evakuasi ini dibahas ketika Retno berada di Turki pada 1-2 Mei 2024. Pembahasan melibatkan para kepala perwakilan Indonesia di kawasan.

Apalagi berdasarkan catatan, jumlah WNI yang tinggal di wilayah rawan konflik sebanyak 26.835 WNI.

Rinciannya, Yordania 1.524 WNI, Tepi Barat dan Israel 131 WNI, Mesir 15.708 WNI, Lebanon 217 WNI dan 1.232 personil Satgas UNIFIL, Suriah 2.361 WNI, Irak sekitar 796 WNI, dan Yaman 4.866 WNI.

Baca juga: Polisi Tangkap Ratusan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina di New York

"Dengan dasar pemikiran inilah maka Rakor dengan beberapa Kepala Perwakilan terkait diadakan di Ankara dan saya pimpin langsung. Secara detail kita bahas dinamika situasi saat ini," kata Retno dalam keterangannya, Kamis (2/5/2024).

Retno mengakui situasi Timur Tengah amat dinamis, upaya de-eskalasi juga diharapkan segera terjadi dalam konflik Palestina - Israel di Gaza.

Pada rapat koordinasi itu, Retno menjabarkan upaya yang terus dilakukan pemerintah Indonesia dan hasil pembicaraannya bersama Menteri Luar Negeri Turki.

Rencana evakuasi perlu disusun sedari dini agar tak terjadi kegagapan ketika konflik Timur Tengah meluas dan memburuk.

"Kita juga bahas mengenai persiapan evakuasi jika situasi memburuk. Persiapan matang selalu diperlukan dan menjadi utama sehingga kita tidak tergagap jika situasi memburuk," jelas Retno.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini