Pihak Hamas mengungkapkan delegasinya telah melakukan perjalanan ke Kairo dengan semangat positif usai mempelajari proposal kesepakatan yang baru.
“Kami berupaya mengamankan kesepakatan dengan cara yang memenuhi permintaan Palestina,” demikian bunyi pernyataan kelompok perlawanan Palestina itu dikutip dari BBC.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken mengatakan tak akan sulit bagi Hamas untuk melakukan gencatan senjata.
Negosiator Hamas telah kembali ke Kairo untuk melakukan pembicaraan jangka panjang, yang ditengahi Mesir dan Qatar.
Hal itu untuk menghentikan sementara serangan Israel di Gaza dengan imbalan membebaskan sandera.
Pada pernyataannya, Hamas mengatakan, pihaknya ingin mematangkan kesepakatan yang ada, menunjukkan ada beberapa hal yang masih tak disetujui oleh kedua belah pihak.
Tampaknya permasalahan utama adalah apakah kesepakatan gencatan senjata itu akan bersifat permanen atau sementara.
Hamas bersikeras bahwa setiap kesepakatan memberikan komitmen khusus untuk mengakhiri perang.
Namun Israel enggan menyetujuinya selama kelompok perlawanan itu masih aktif di Gaza.
Diperkirakan yang akan dibahas adalah jeda 40 hari dalam pertempuran dan pembebasan sandera Israel, serta pembebasan sejumlah tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Meski begitu, kesepakatan diyakini tak akan berpengaruh terhadap upaya serangan Israel ke Rafah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berulang kali mengatakan, operasi militer ke Rafah tetap akan dilakukan, meski kesepakatan tercapai.