News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Kelompok Ekstremis Israel Sudah Bersiap, Apa yang Bakal Terjadi di Masjid Al Aqsa pada 14 Mei?

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang warga mengibarkan bendera perjuangan Palestina di Kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Warga Palestina bertekad untuk mempertahankan keberadaan dan kesucian Masjid Al-Aqsa dari serangan dan aksi-aksi provokatif kelompok Yahudi ekstremis Israel, termasuk niat pengibaran 500 bendera Israel di dalam kompleks masjid pada 14 Mei mendatang.

Kelompok Yahudi Ekstremis Israel Sudah Bersiap, Apa yang Bakal Terjadi di Masjid Al-Aqsa pada 14 Mei Mendatang?
 

TRIBUNNEWS.COM - Pemukim Yahudi ekstremis Israel yang diduga tergabung dalam gerakan "Kelompok Kuil" mengumumkan niat mereka untuk mengibarkan sekitar 5.00 bendera pendudukan di dalam Masjid Al-Aqsa di kota Yerusalem pada tanggal 14 Mei 2024 mendatang.

Momen itu dinyatakan sebagai hari yang mereka sebut sebagai “Hari Kemerdekaan.”

Baca juga: Israel Ubah Yerusalem Jadi Benteng Perang: Kawal Yahudi Masuk Al-Aqsa, Jamaah Palestina Diblokade

Dilansir Khaberni, Kelompok ekstremis Israel mengklaim kalau pengibaran bendera tersebut merupakan balasan terhadap Serangan Banjir Al-Aqsa yang dilancarkan oleh kelompok perlawanan pada 7 Oktober 2023.

Adapun milisi perlawanan Palestina, Hamas menyatakan, Operasi Banjir Al-Aqsa dilakukan satu di antaranya sebagai respons terhadap serangan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa.

Baca juga: Diajak Hamas Perangi Israel, Yordania Kutuk Polisi yang Kawal Yahudi Ekstremis Nodai Masjid Al-Aqsa

Demi melaksanakan niat mereka, kelompok pemukim ektremis Israel dilaporkan sudah mengadakan kampanye tanda tangan yang memungkinkan mereka mengibarkan bendera di dalam Masjid Al-Aqsa.

Mereka juga berencana memasang spanduk besar di Tel Aviv yang menyerukan agar bendera Israel dikibarkan di Al-Aqsa.

Seorang jamaah warga Palestina berlari menghindari gas air mata yang ditembakkan tentara pendudukan Israel di halaman masjid Al-Aqsa pada 2021. (Tangkap Layar Al Mayadeen/AP)

Potensi Bentrokan Besar

Niat pemukim ektremis Israel ini juga dinilai sebagai aksi provokatif lainnya yang terus-terus dilakukan terkait keberadaan Masjid Al-Aqsa.

Di sisi lain seruan dari pihak dan warga Palestina untuk terus melakukan mobilisasi, pengorganisasian, dan perjalanan ke Masjid Al-Aqsa juga makin bergema.

Seruan mobilisasi warga Palestina, khususnya mereka yang berada di Tepi Barat, Yerusalem, dan kawasan kota tua, makin kencang setelah serbuan besar-besaran pemukim Yahudi Israel pada hari-hari yang disebut “Paskah” pada pekan lalu, di mana jumlahnya melebihi ribuan orang.

Baca juga: Kelompok Yahudi Ekstremis Israel Berduyun-duyun Bawa Kurban Persembahan ke Lokasi Masjid Al-Aqsa

"Seruan tersebut menekankan pentingnya mempertahankan kehadiran permanen di Al-Aqsa, untuk menggagalkan rencana para pemukim dan upaya mereka untuk merebutnya dan memaksakan fakta-fakta Yudaisasi baru," tulis situs Khaberni, dikutip Senin (6/5/2024).

Mobilisasi massa dari kedua kelompok ini dikhawatirkan memicu pecahnya bentrokan besar, ditambah fakta kalau pasukan Israel (IDF) lazimnya campur tangan demi mengamankan pemukim Yahudi melancarkan aksinya.

Baca juga: Israel Ubah Yerusalem Jadi Benteng Perang: Kawal Yahudi Masuk Al-Aqsa, Jamaah Palestina Diblokade

Terlebih, tambah laporan Khaberni, kelompok pemukim yang menamai diri “Wanita untuk Kuil” juga meluncurkan seruan untuk menyerbu Al-Aqsa pada Kamis depan, bertepatan dengan seruan untuk mengibarkan 500 bendera di Al-Aqsa.

"Khatib Masjid Al-Aqsa, Syekh Muhammad Hussein, menyerukan untuk melindungi masjid yang diberkati dan mempertahankannya dari rencana pemukim dan serangan mereka yang terus menerus terhadapnya," kata laporan tersebut.

Khatib Al-Aqsa memperingatkan konsekuensi serangan dan pelanggaran yang dilakukan pemukim terhadap situs suci Islam di kota Yerusalem yang diduduki.

"Masyarakat kami tidak akan membiarkan pendudukan dan kelompok pemukiman untuk melaksanakan rencana mereka di Al-Aqsa, dan memperingatkan bahwa masjid tersebut terus menerus diserang oleh pendudukan yang tidak menghormati agama," katanya.

Dia memuji ketabahan orang-orang Palestina yang ditempatkan di Al-Aqsa.

Hamas Ajak Yordania Perangi Israel

Yordania menjadi negara Arab yang secara langsung terseret dalam konflik antara Israel dan Palestina serta barisan milisi pendukungnya.

Hal itu disinggung oleh juru bicara Brigade Al Qassam -sayap militer Hamas-, Abu Ubaida, dalam pernyataan terbaru kelompoknya yang disiarkan jaringan televisi Al Jazeera.

Baca juga: Sistem GPS Yordania Masih Berantakan Pasca-Serangan Iran: Jamming Israel Jadi Sumber Kekacauan

Satu di antara poin terbaru seruan Brigade Al-Qassam adalah mengajak masyarakat Yordania untuk bergabung dengan Hamas menumpas Israel.

"Kami menyerukan rakyat Yordania untuk meningkatkan tindakan mereka dan menyuarakan suara mereka," ungkap Ubaida.

Baca juga: Situasi Bahaya Masjid Al Aqsa, IDF Kawal Rabi Yahudi Ekstremis Masuk, Ritual Sapi Merah Terlaksana?

Kelompok Yahudi Israel memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Pada perayaan hari Paskah Yahudi (Pesakh) kaum Yahudi Ekstremis Israel bersikeras untuk menggelar penyembelihan kurban di lokasi kuil ketiga yang mereka yakini ada di dalam kompleks masjid. (Wafa Agency)

Kutuk Polisi Israel yang Kawal Kelompok Yahudi Ekstremis ke Masjid Al-Aqsa

Terseret langsungnya Yordania dalam konflik Israel-Palestina, selain faktor geografis dan sejarah, juga karena mereka merupakan pemegang kendali dari badan wakaf pengelola Masjid Al-Aqsa di AL-Quds (Yerusalem).

Aksi-aksi provokatif pemukim Israel, khususnya warga Yahudi ekstrem garis keras di Masjid Al-Aqsa membuat Yordania juga gerah karena aksi itu dinilai sebagai penodaan terhadap situs suci umat muslim yang menjadi tanggung jawab mereka.

Terbaru, Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania pada Kamis (25/4/2024) mengutuk tindakan polisi pendudukan Israel yang mengizinkan pemukim Yahudi ekstremis menyerbu Masjidil Haram Al-Aqsa/Al-Haram Al-Sharif, dan melakukan praktik provokatif yang melanggar kesuciannya.

Baca juga: Israel Ubah Yerusalem Jadi Benteng Perang: Kawal Yahudi Masuk Al-Aqsa, Jamaah Palestina Diblokade

Aksi provokatif kelompok Yahudi ektremis tersebut, dalam beberapa hari belakangan, kian masif dan gencar berkenaan dengan peraayaan Hari Paskah Yahudi (Pesakh) di mana mereka berniat melakukan persembahan dengan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ritual peribadatan penyucian dari najis, menurut kepercayaan mereka.

Baca juga: Kelompok Yahudi Ekstremis Israel Berduyun-duyun Bawa Kurban Persembahan ke Lokasi Masjid Al-Aqsa

Dalam pernyataannya, Kementerian Yordania juga mengutuk, pemberlakuan pembatasan masuknya jamaah Palestina ke Masjid Al-Aqsa, yang merupakan pelanggaran terhadap status sejarah dan hukum yang ada di masjid tercusi ketiga umat Islam tersebut.

"Juru bicara resmi Kementerian, Sufyan Al-Qudah, meminta Israel, sebagai kekuatan pendudukan, untuk menghentikan segala praktik dan pelanggaran terhadap Masjidil Haram Al-Aqsa/Al-Haram Al-Sharif, dan menghormati kesuciannya," tulis laporan Khaberni.

Seorang jamaah warga Palestina berlari menghindari gas air mata yang ditembakkan tentara pendudukan Israel di halaman masjid Al-Aqsa pada 2021. (Tangkap Layar Al Mayadeen/AP)

Punya Hak Ekslusif

Dia juga memperingatkan agar pendudukan Israel menghormati otoritas Administrasi Wakaf Yerusalem dan urusan Masjid Al-Aqsa, yang berafiliasi dengan Kementerian Wakaf, Urusan dan Tempat Suci Islam Yordania.

Hal ini terkait rencana Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir yang ingin mengubah status quo Masjid Al-Aqsa.

Baca juga: Ratusan Yahudi Ekstremis Serbu Masjid Al-Aqsa, Yordania Ngamuk, Ben Gvir Ingin Ubah Status Quo

"Kementerian Wakaf, Urusan dan Tempat Suci Islam Yordania mempunyai kewenangan eksklusif untuk mengurus urusan Masjidil Aqsa/Masjid Suci dan mengatur jalan masuk ke dalamnya," tulis pernyataan tersebut.

Kementerian Yordania ini juga memperingatkan kalau otoritas pendudukan Israel akan terus menerapkan langkah-langkah yang ditargetkan untuk menerapkan kontrol terhadap masuknya jamaah ke Masjidil Aqsa/Masjid Suci.

"Kami menekankan perlunya memastikan akses bebas dan tidak terbatas ke Al-Aqsa yang Diberkahi (bagi umat Islam dan warga Palestina).

Laporan Khaberni menegaskan, Masjid Al-Aqsa merupakan kompleks ibadah yang murni diperuntukkan bagi umat Islam dengan luas keseluruhan 144 dunum.

Episentrum Konflik di Kawasan

Dalam sejumlah analisis dari pakar geopolitik, konflik keberadaan Masjid Al-Aqsa ini merupakan episentrum eskalasi di kawasan Timur Tengah.

Serangan Banjir Al-Aqsa oleh Hamas dan milisi lain pembebasan Palestina, satu di antaranya dinyatakan sebagai puncak akumulasi kemarahan atas penodaan-penodaan pemukim Israel terhadap Masjid Al-Aqsa.

Serangan Banjir Al-Aqsa ini kemudian meluas menjadi konflik besar saat Israel memutuskan membalas serangan itu dengan invasi militer ke Jalur Gaza yang sudah berlangsung lebih dari enam bulan.

Agresi Israel itu membangkitkan semangat perlawanan yang dikabarkan dimotori Iran dengan keterlibatan sejumlah milisi lintas-teritorial, mulai dari Lebanon, Suriah, Irak, hingga Yaman.

Amerika Serikat (AS) yang menjadi sekutu utama Israel, menjadi bahan bakar yang makin memperbesar api konflik.

Dalam konteks ini, Yordania dinilai berupaya mengimbangi posisi mereka di kedua kubu.

Di satu sisi, Yordania membela Gaza dan Palestina agar terbebas dari bombardemen dan cengkeraman pendudukan Israel, serta mengawal kesucian Masjid Al-Aqsa.

Namun, di sisi lain, Yordania juga memenuhi sejumlah permintaan AS, sekutu taktis mereka di kawasan, terkait kepentingan Israel dalam konflik yang berlanjut.

(oln/khbrn/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini