Masalahnya, Israel, baik militer maupun rakyatnya memblokade jalur darat tersebut.
Militer Israel (IDF) berdalih, Hamas akan sangat mungkin memanfaatkan peluang itu untuk mereorganisir kekuatan.
Sementara warga pemukim Yahudi Israel, memblokade jalur bantuan darat atas niat menghukum kolektif semua penghuni Gaza atas serangan Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 silam.
Analisis lain, pemukim Yahudi mendompleng operasi militer IDF untuk tujuan perluasan pemukiman mereka di Jalur Gaza.
Baca juga: Pemukim Israel Tinggalkan Gaza Pada 2005, Sekarang Mereka Mau Kembali: Awalnya Cuma Bikin Tenda
Pemberian bantuan kemanusiaan -makanan dan kebutuhan pokok- via airdrops akhirnya jadi opsi yang diambil sejumlah negara, termasuk AS.
Namun, efektivitas penerjunan bantuan ini terbilang rendah karena banyaknya jumlah pengungsi Gaza.
Terlebih, pengiriman bantuan ini berisiko justru melukai warga Gaza di mana insiden baru-baru ini menunjukkan kalau parasut palet bantuan tidak berfungsi dan malah menimpa warga yang mengakibatkan kematian.
Baca juga: Parasut Tak Mengembang, Paket Bantuan Udara AS Justru Tewaskan 5 Warga Gaza, Puluhan Luka-luka
Kritikan itu rupanya membuka celah bagi AS untuk menggaungkan niat pembangunan pelabuhan sementara di lepas pantai Gaza tersebut.
Namun, warga Palestina telah menyatakan keraguannya mengenai rencana Uni Eropa mengenai koridor laut dan rencana AS untuk membangun dermaga.
Muncul kekhawatiran, tindakan AS tersebut dapat menjadi awal dari kehadiran militer internasional di tanah Palestina dan pengusiran warga Palestina dengan berbagai dalih.
Dalam kontradiksi yang jelas, meskipun Ryder mengklaim kalau pihak yang bertanggung jawab mengamankan lokasi pendaratan untuk sistem pelabuhan tersebut masih belum jelas, Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada wartawan bahwa Israel akan bertanggung jawab untuk memberikan keamanan untuk pelabuhan sementara tersebut, The Times of Israel melaporkan .
Jika terbukti benar, pendudukan yang sama di balik pembunuhan massal, pemusnahan massal, kelaparan, kelaparan, puluhan ribu orang terluka, anak-anak yatim piatu, dan pengungsian paksa di Gaza akan bertanggung jawab atas keamanan pelabuhan yang dimaksudkan untuk membiarkan bantuan masuk.
Para pejabat Israel belum mengkonfirmasi rincian ini, meskipun mereka menyambut baik pengumuman Biden tentang koridor maritim untuk bantuan.
Namun Ryder menyebutkan bahwa Washington sedang berdiskusi dengan negara-negara mitra dan Israel, pihak yang berada di balik seluruh bencana ini, untuk menyelesaikan rincian ini.
(oln/khbrni/memo/*)