Jamie Scott mengalami pembekuan darah yang berujung pada kerusakan otak.
Kondisi ini membuat Scott tidak bisa bekerja setelah divaksinasi pada April 2021.
Mengacu pada Undang-Undang Perlindungan Konsumen Inggris, para penggugat menuduh vaksin tersebut “cacat” karena kurang aman dibandingkan yang diperkirakan oleh masyarakat.
AstraZeneca menentang klaim itu.
Namun di dalam dokumen yang mereka serahkan ke Pengadilan Tinggi Inggris pada Februari kemarin, perusahaan menyebut bahwa vaksin Covid-nya “dapat menyebabkan TTS dalam kasus yang langka”.
TTS merupakan singkatan dari Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome, yang juga disebut sebagai VITT (Vaccine Immune Thrombosis with Thrombocytopenia) yang terjadi setelah vaksinasi, dikutip dari The Melbourne Vaccine Education Centre.
TTS/VITT adalah sindrom langka yang ditandai dengan terjadinya trombosis (pembekuan darah) dan trombositopenia (jumlah trombosit rendah).
Orang yang mengalami TTS/VITT berpotensi mengalami stroke, kerusakan otak, serangan jantung, emboli paru, dan amputasi, kata para pengacara.
Pembekuan darah juga dapat terjadi pada orang-orang yang tidak divaksinasi.
Namun, sindrom langka TTS/VITT hanya terjadi pada trombosis setelah vaksinasi.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)