“Kami membela hak-hak mereka. Kami membela perdamaian. Israel, sebaliknya, terus melanggar resolusi PBB, hukum internasional, dan hak asasi manusia secara sembrono,” ujarnya.
Pemimpin Turki tersebut mengatakan perlawanan Palestina tidak akan diperlukan jika terdapat “negara Palestina yang berdaulat, merdeka, dan terintegrasi secara geografis, sesuai dengan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.”
“Hamas juga telah menyatakan bahwa jika ini terjadi, mereka akan membubarkan sayap bersenjatanya dan melanjutkan partai politiknya. Solusi berdasarkan dua negara adalah cara yang efektif untuk menjamin perdamaian abadi dan berkelanjutan,” kata Erdogan, seraya menambahkan bahwa kelompok Palestina menyetujui perjanjian gencatan senjata, namun Israel “tidak menginginkan” gencatan senjata karena ingin “menduduki wilayah tersebut.” seluruh Gaza.”
“Kekejaman dan pembantaian terus berlanjut. Kami terus mengupayakan solusinya. Mereka yang mendukung Israel perlu memikirkan kembali semua peristiwa ini dan berada di pihak yang membela perdamaian dan ketenangan dengan rasa tanggung jawab historis,” katanya.
Hamas pekan ini menyetujui usulan mediator Qatar dan Mesir untuk menghentikan perang yang telah berlangsung selama tujuh bulan, namun Israel menolaknya dan melancarkan operasi di Rafah, tempat 1,4 juta warga Palestina mengungsi.
(Sumber: Middle East Monitor)