TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Jumat, (17/5/2024), persediaan medis di Gaza mulai menipis.
Terutama selama 10 hari ini tidak ada pasokan medis yang memasuki Gaza.
Ini terjadi setelah Israel menutup penyeberangan Rafah.
Penyeberangan Rafah yang sengaja ditutup ini menimbulkan banyak dampak bagi warga Gaza.
Sebelumnya, satu-satunya penyeberangan ke Gaza yang dibuka hanyalah perbatasan Rafah.
Namun, saat ini Israel juga menutup penyeberangan tersebut yang menyebabkan situasi menjadi semakin sulit di Gaza.
"Penutupan Israel terhadap penyeberangan Rafah ke Gaza telah menyebabkan "situasi yang sulit", kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic, dikutip dari Asharq Al-Aaswat.
Tarik mengatakan bahwa bantuan persediaan medis yang masuk ke Gaza terakhir kalinya pada awal Mei 2024.
“Persediaan medis terakhir yang kami dapatkan di Gaza adalah sebelum 6 Mei," katanya.
Sejak tanggal 7 Mei 2024, pasukan Israel telah mulai memasuki Rafah.
Tidak hanya itu, perbatasan Rafah yang menjadi salah satu jalan pengiriman memasuki Gaza sengaja mereka tutup.
Selain memerlukan pasokan makanan, saat ini warga Gaza membutuhkan bahan bakar agar fasilitas medis dapat berjalan.
Menurut laporan AFP, fasilitas kesehatan di Gaza membutuhkan 1,8 juta liter bahan bakar setiap bulannya.
Sementara itu, bahan bakar yang memasuki Gaza terakhir hanya sebesar 159.000 liter.