News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Helikopter Presiden Iran Jatuh

Panglima Militer Iran Perintahkan Penyelidikan Atas Jatuhnya Helikopter Presiden Ebrahim Raisi

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Jenderal Mohammad Bagheri.

Panglima Militer Iran perintahkan penyelidikan penyebab jatuhnya helikopter yang mengakibatkan tewasnya Presiden Ebrahim Raisi dan rombongan.

TRIBUNNEWS.COM, IRAN - Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran Jenderal Mohammad Bagheri memerintahkan penyelidikan penyebab jatuhnya helikopter yang mengakibatkan tewasnya Presiden Ebrahim Raisi dan rombongan.

Jenderal Mohammad Bagheri telah menunjuk Jenderal Ali Abdollahi, Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata, untuk memimpin tim khusus tingkat tinggi dalam menyelidiki secara menyeluruh keadaan dan penyebab insiden tragis tersebut.

Tim khusus  ini, menurut TehranTimes, bertugas mengeksplorasi semua dimensi kecelakaan untuk mengungkap alasan di balik bencana tersebut.

Seperti diketahui sebuah helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi  jatuh pada hari Minggu (19/5/202) saat berkunjung ke barat laut negara itu.

Baca juga: Presiden Iran Ebrahim Raisi Tewas, Israel Tidak akan Menitikkan Air Mata

Helikopter itu jatuh di dekat tambang tembaga bernama Sungun.

Terletak di antara Jolfa dan Varzaqan di provinsi Azerbaijan Timur, Iran dan kira-kira berjarak antara 70km (43 mil) hingga 100km (62 mil) dari kota Tabriz, salah satu kota terbesar di Iran dan juga kota tempat presiden berada.

Mengundang Spekulasi

Jatuhnya helikopter Presiden Iran dan rombongan mengundang sejumlah spekulasi.

Diantaranya tuduhan agen intelijen Israel Mossad di belakang peristiwa tragis itu.

Mengingat hubungan Israel dan Iran akhir-akhir ini terus memanas.

Namun Israel membantah hal itu.

"Bukan kami yang melakukannya,” kata seorang pejabat Israel yang tidak mau disebutkan namanya kepada kantor berita Reuters, beberapa jam setelah Presiden Iran Ebrahim Raisi dipastikan tewas dalam kecelakaan helikopter.

Khawatir Muncul Teori Konspirasi

Para pejabat Israel mengantisipasi pihak Iran akan mencoba menyebarkan teori konspirasi tentang keterlibatan Israel dalam kecelakaan itu.

Menurut Ynetnews, Cyber ​​​​Army of the Revolutionary Guards yang merupakan sebuah situs web yang berafiliasi dengan cabang angkatan bersenjata Iran, menulis jatuhnya helikopter yang membawa pejabat pemerintah membuat kemungkinan pembunuhan dan sabotase menjadi kuat.

Apalagi dari hanya helikopter yang ditumpang Presiden Raisi yang kecelakaan.

Sementara dua helikopter yang menyertainya dinyatakan selamat sampai ke tujuan.

Pernyataan Jenderal Israel

Tuduhan bahwa Israel berada di belakang jatunya helikopter Presiden Iran mengemuka karena hubungan kedua negara belakangan ini semakin memanas.

Hal itu karena Iran belum lama ini menyerang Israel yang tak lama kemudian dibalas Israel.

Terkait itu, Mantan Penasihat Keamanan Nasional Israel Mayjen Yaakov Amidror seperti dikutip dari Jerusalem Post mengatakan kecelakaan helikopter besar kemungkinan karena masalah teknis dan cuaca buruk.

Dia mengatakan tak ada alasan kekuatan asing dalam kecelakaan itu.

Menurutnya helikopter tersebut terbang di daerah yang sangat berkabut di perbatasan Iran dengan Azerbaijan.

"Maksud saya tempat itu adalah daerah yang sangat bergunung-gunung dan berkabut. Dan armada helikopter Iran sudah sangat tua,” kata Javedanfar.

Amidror mengabaikan kemungkinan bahwa Israel berada di balik kecelakaan itu.

“Itu sama saja buang-buang energi (mengatakan hal itu)," ujarnya.

“Jika Anda ingin melakukan sesuatu yang akan mempunyai pengaruh baik secara domestik maupun [eksternal]  maka seseorang tidak akan menargetkan presiden," ujarnya.

Helikopter Tua yang Dioperasikan

Masih belum ada kepastian jenis helikopter apa yang membawa Presiden Raisi dan rombongan.

Bisa jadi itu adalah helikopter militer atau pesawat Bulan Sabit Merah.

Iran mengoperasikan sejumlah helikopter namun sebagian besar sudah ada sejak sebelum revolusi Islam di negara itu pada tahun 1979.

Karena sanksi dan kendala keuangan, Iran mengalami kesulitan dalam membeli suku cadang sehingga pemeliharaan menjadi tantangan tersendiri.

Selain itu cuaca saat itu sangat tidak bagus diduga kendala penerbangan helikopter.

Sumber: TehranTimes/Al Jazeera/Jpost

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini