TRIBUNNEWS.COM, TEPI BARAT - Operasi militer besar-besaran Israel yang melibatkan puluhan kendaraan terus berlanjut hingga malam hari di kamp Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
Saat malam tiba, suara tembakan dan ledakan masih terdengar saat kendaraan militer bergerak di kamp pengungsi yang gelap di dekat kota.
Baca juga: Israel Gerebek Kantor Berita Associated Press, Kamera hingga Alat Siar Diangkut IDF
"Namun intensitas pertempuran telah menurun," demikian kata para saksi mata dilansir Al Jazeera.
"Pasukan yang menyamar tiba-tiba menyerbu daerah itu dan menembaki siapa pun yang bergerak di jalan," kata pengemudi ambulans Hazim Masarwa.
"Mereka menargetkan apa pun yang bergerak," ujarnya.
Pihak berwenang mengatakan seorang guru dan seorang dokter--keduanya sedang dalam perjalanan untuk bekerja di kota tersebut--serta seorang anak berusia 15 tahun dan seorang anak berusia 16 tahun, termasuk di antara tujuh orang yang tewas.
Bencana, Mimpi Buruk
Sementara itu distribusi makanan di Rafah terhenti karena serangan Israel dan kurangnya pasokan.
Salah satu pejabat PBB menggambarkan situasi tersebut sebagai "bencana, mimpi buruk, neraka di bumi – semua ini dan yang lebih buruk lagi".
Baca juga: Tepi Barat Berkobar, Israel Kerahkan 1.000 Tentara ke Jenin, Brigade Al-Quds Melawan Sengit
Setidaknya 85 orang tewas dan 200 lainnya luka-luka dalam 24 jam terakhir, kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Tujuh orang, termasuk seorang guru dan seorang dokter, tewas dalam serangan tentara Israel di Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
Associated Press mengecam tindakan pemerintah Israel yang menutup saluran siaran langsung di Gaza dan menyita peralatannya.
Setidaknya 35.647 orang telah tewas dan 79.852 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.