Artinya, IDF malah mengerahkan hampir semua kekuatan tempur darat mereka ke Rafah di saat dunia internasional menghujani mereka dengan tekanan untuk berhenti.
Baca juga: Tank-Tank IDF Menyemut, AS: Israel Kerahkan Kekuatan yang Cukup untuk Besar-besaran Menyerang Rafah
Manuver strategis ini bertujuan untuk memperluas operasi darat ke arah barat laut menuju pusat Rafah.
Sejalan dengan serangan darat ini, pasukan tambahan secara aktif bekerja di dekat poros Philadelphia di perbatasan Mesir dengan dalih untuk membongkar terowongan Hamas.
Upaya bersama ini adalah bagian dari tujuan Israel yang lebih luas untuk mengganggu kemampuan operasional Hamas di wilayah tersebut.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) melaporkan bahwa lebih dari satu juta warga Gaza terpaksa mengungsi di tengah konflik yang sedang berlangsung di Rafah.
Banyak yang mencari perlindungan di bagian utara Rafah, sementara yang lain pindah ke zona kemanusiaan di Al-Mawasi, Khan Yunis, dan berbagai kamp di seluruh Jalur Gaza tengah.
Pembangkangan Terang-terangan
Manuver terbaru ini Israel sebelumnya didahului oleh serangan dengan menggunakan bom ke tenda-tenda Rafah.
Pembantaian ini menjadi bukti baru kekejaman dan pembangkangan terang-terangan Israel kepada Hukum Internasional.
Kekejaman Israel di Gaza menjadi pembangkangan terang-terangan terhadap hukum internasional, sesuatu yang tidak dapat diterima kata pelapor PBB, Francesca Albanese.
Israel harus menghadapi sanksi, keadilan, penangguhan perjanjian, perdagangan, kemitraan, investasi, serta partisipasi dalam forum internasional, kata Francesca Albanese
Pelapor khusus PBB untuk Palestina pada hari Senin mengkritik “kekejaman” Israel terhadap warga Palestina, dan mendesak masyarakat internasional untuk meningkatkan “tekanan eksternal” terhadap negara tersebut untuk menghentikan “genosida di Gaza.”
“Lebih banyak kengerian di Gaza,” kata Francesca Albanese di X.
“Pasukan pendudukan Israel telah mengebom sebuah kamp pengungsi Palestina di #Rafah, menyebabkan tenda-tenda plastik terbakar dan secara tragis membakar orang-orang hidup-hidup,” keluhnya.
“Kekejaman ini, serta pembangkangan terang-terangan terhadap hukum dan sistem internasional, tidak dapat diterima,” kritik pejabat tersebut.