Beberapa ribu demonstran dilaporkan berkumpul di Paris pada Senin malam untuk memprotes serangan militer Israel di Gaza .
Tak hanya Macron, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell juga merasa marah atas serangan di Rafah.
"Ngeri dengan berita yang keluar dari Rafah mengenai serangan Israel yang menewaskan puluhan pengungsi, termasuk anak-anak. Saya mengutuk keras hal ini," ungkap Borrell.
Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, mengatakan bahwa pemboman seperti yang terjadi pada Minggu malam akan berdampak jangka panjang bagi Israel.
"Israel dengan pilihan ini menyebarkan kebencian, mengakar kebencian yang akan melibatkan anak cucu mereka. Saya lebih memilih keputusan lain," katanya.
Baca juga: Warga Turki Gelar Unjuk Rasa di Gedung Konsulat Israel Pascaserangan Rafah
Ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, mengatakan bahwa Israel terus melanggar hukum internasional tanpa mendapat hukuman.
"Israel telah menghina keputusan pengadilan internasional yang memerintahkan diakhirinya aksi militernya di Rafah," ucapnya.
Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly mengatakan dia “ngeri” dengan serangan tersebut, dan menambahkan bahwa Kanada tidak mendukung operasi militer Israel di Rafah.
"Tingkat penderitaan manusia ini harus diakhiri. Kami menuntut gencatan senjata segera," ucap Melanie Joly.
Netanyahu 'Cuci Tangan'
Setelah mendapatkan tekanan dari dunia, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu seolah-olah 'cuci tangan' atas kejadian di Rafah.
Netanyahu menolak kritik yang berasal dari serangan Minggu malam di Rafah yang terkait dengan kematian banyak warga sipil Palestina.
Menyinggung insiden tersebut, Netanyahu mengklaim bahwa Israel telah melakukan upaya untuk menjaga keamanan warga sipil, dengan melakukan evakuasi.
Baca juga: Israel Tak Peduli meski Rafah Dianggap Zona Aman, Tenda-tenda Pengungsi Dihujani Bom
"Meskipun kami berupaya untuk tidak menyakiti mereka, terjadi kecelakaan tragis. Kami sedang menyelidiki kejadian tersebut," kata Netanyahu, dikutip dari Times of Israel.
"Bagi kami, ini adalah sebuah tragedi; bagi Hamas itu adalah sebuah strategi," ucapnya.