TRIBUNNEWS.COM -- Seorang pejabat Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengungkapkan ada rencana terhadap Rusia di balik peperangan Rusia-Ukraina.
Letnan Jenderal Alexander Sollfrank, kepala komando logistik JSEC NATO mengatakan bahwa organisasi pertahanan pimpinan Amerika Serikat tersebut sedang membuat rencana menempatkan ratusan ribu tentaranya di sepanjang koridor darat di Eropa.
Penempatan akan dilakukan jika ada negara anggota NATO yang akhirnya berkonfrontasi dengan pasukan Vladimir Putin.
Baca juga: HIMARS Buatan AS Beraksi di Wilayah Rusia, Sistem Udara S-300/400 Meledak, Pejabat Setempat Tewas
Sollfrank yang juga ahli strategi senior itu kepada The Telegraph mengatakan, anggota NATO akan menyiapkan sebanyak 300 ribu bala tentaranya sebagai respon jika konflik dengan Rusia semakin memanas.
Latihan-latihan yang dilakukan telah mengungkap hambatan birokrasi dan infrastruktur yang menghambat perpindahan personel dan material secara cepat ke seluruh benua.
Karenanya, NATO berupaya untuk memastikan bahwa aliran pasukan tidak akan terhenti oleh kemungkinan serangan Rusia terhadap pelabuhan-pelabuhan yang digunakan oleh militer AS untuk menurunkan muatannya.
“Jelas bahwa pangkalan logistik yang besar, seperti yang kita ketahui di Afghanistan dan Irak, tidak lagi memungkinkan karena mereka akan diserang dan dihancurkan sejak awal dalam situasi konflik,” kata Letnan Jenderal Alexander Sollfrank.
Dalam lapaoran tersebut dikabarkan, rute utama bagi pasukan Amerika jika terjadi perang dengan Rusia adalah melalui pelabuhan Rotterdam di Belanda ke Jerman dan Polandia.
Koridor alternatif akan dimulai di Italia, Yunani, dan Türkiye, dan masing-masing akan melewati Slovenia dan Kroasia hingga Hongaria dan melalui Bulgaria dan Rumania.
Baca juga: Kirim Pasukan ke Ukraina dan Serang Rusia Pakai Senjata NATO, Menlu Hongaria: Ide UE Semakin Gila
Ada juga rencana untuk melibatkan Norwegia, Swedia, dan Finlandia untuk logistik cadangan.
AS dan sekutunya mengklaim bahwa Moskow dapat menyerang NATO, dan bahwa pengiriman senjata ke Ukraina untuk melawan Rusia akan membantu menghentikan atau mencegah hal tersebut.
Produksi Senjata Rusia Bikin Barat Ketar-ketir
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa produksi senjata Rusia yang meningkat pesat sangat mengkhawatirkan.
Kepada Sky News, Stoltenberg mengatakan, produksi senjata dan amunisi Rusia sejak awal konflik dengan Ukraina telah melampaui ekspektasi NATO.
“Benar bahwa Rusia mampu membangun industri pertahanan mereka lebih cepat dari yang kita perkirakan, dan benar bahwa sekutu NATO telah menghabiskan lebih banyak waktu daripada yang seharusnya untuk meningkatkan produksi kita,” jawab Stoltenberg.