Serangan pada awal April menewaskan tujuh orang, termasuk dua jenderal Iran dan seorang anggota kelompok Hizbullah asal Lebanon.
Iran kemudian membalasnya dengan melancarkan rudal dan pesawat secara langsung dari wilayahnya ke Israel.
Negara itu mengirimkan para penasihatnya ke Suriah sejak Suriah dilanda perang saudara pada 2011 lalu. Iran mendukung pemerintahan Presiden Suriah Bashar Asaad.
Beberapa waktu lalu Iran berjanji akan membalas setiap serangan Israel yang mengganggu kepentingan Iran.
“Era kesabaran strategis telah berakhir,” kata Mohammad Jamshidi yang menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Presiden Iran.
Serangan terbaru Israel itu terjadi saat Iran masih bergejolak karena peristiwa tewasnya Presiden Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dalam kecelakaan helikopter.
“Israel mungkin sangat memperhitungkan saat ini adalah kesempatan untuk menyerang,” kata Trira Parsi, seorang pakar kajian Iran yang tinggal di AS, dikutip dari CNN.
Parsi menyebut serangan itu mungkin membuat para pejabat bingung mengenai cara meresponsnya.
Baca juga: Penjabat Iran Tolak Usulan Perjanjian Gencatan Senjata yang Diusulkan Biden
Serangan tersebut juga terjadi ketika Israel makin dikucilkan di panggung dunia karena mengobarkan perang di Gaza.
Adapun Israel jarang mengakui serangan yang dilakukannya di Suriah.
Suriah dan Israel sudah terlibat perang sejak negara Zionis itu didirikan tahun 1948. Sebelumnya serangan Israel menargetkan pejabat Iran dan peralatan Iran di sana.
(Tribunnews/Febri)