TRIBUNNEWS.COM - Pejabat Iran menyampaikan peringatan untuk Israel mengenai potensi rencana serangan besar-besaran terhadap gerakan Hizbullah Lebanon.
Sebelumnya, seperti dilansir Newsweek, Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan kepada personelnya di dekat perbatasan utara pada hari Selasa (4/6/2024), mereka mendekati titik di mana keputusan harus dibuat mengenai serangan di Israel utara.
Sejak perang di Gaza pecah pada Oktober lalu, pasukan Israel dan Hizbullah kerap terlibat baku tembak di perbatasan.
Sejumlah pejabat Israel pun beberapa kali mengisyaratkan aksi militer di Lebanon.
Menanggapi komentar Halevi, Misi Iran untuk PBB menegaskan, para pejabat Iran tidak mempercayai retorika pejabat rezim Israel tertentu yang mengancam serangan darat di Lebanon selatan.
Misi Iran untuk PBB berpendapat, tindakan seperti itu hanya akan menjadi kemunduran besar untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
“Meskipun Netanyahu mungkin berusaha untuk meningkatkan krisis dan memperluas geografi perang untuk mempertahankan kekuasaannya, para penguasa rezim Zionis dan para pendukungnya sangat menyadari bahwa, di samping gagal melawan Hamas, mereka pasti akan menghadapi kekalahan yang lebih besar melawan Hizbullah, yang memiliki kekuatan militer yang jauh lebih unggul dibandingkan Hamas."
Iran adalah pendukung utama Hizbullah.
Menurut perkiraan IDF, Hizbullah memiliki gudang senjata hingga 200.000 roket, serta persenjataan lain seperti drone, mortir, senjata anti-tank, dan rudal berpemandu presisi.
“Penilaian kami menunjukkan bahwa Hizbullah tidak menginginkan konflik seperti itu namun siap menghadapi segala kemungkinan,” kata Misi Iran.
“Hizbullah memiliki kemampuan yang cukup untuk mempertahankan diri dan Lebanon secara mandiri, tanpa memerlukan bantuan dari Iran.”
Baca juga: Tinjau Daerah yang Diserang Hizbullah, PM Israel Netanyahu Banjir Hujatan dari Politikus Zionis
Israel dan Lebanon tidak memiliki hubungan diplomatik formal.
Keduanya memiliki sejarah konflik yang panjang.
Perang sebelumnya yang meletus antara IDF dan Hizbullah terjadi pada bulan Juli 2006.