TRIBUNNEWS.com - Kelompok sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan pejuang mereka berhasil menembus pagar pemisah dengan Israel di Rafah.
Tak hanya itu, pejuang Al-Qassam juga menyerang markas Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang bertanggung jawab atas serangan di Rafah.
"Dalam operasi pendaratan di belakang garis (musuh), Al-Qassam mampu menembus pagar (Israel) dan menyerang markas divisi IDF yang beroperasi di kota Rafah di selatan Jalur Gaza," ungkap Al-Qassam dalam sebuah pernyataan, Kamis (6/6/2024), dilansir Palestine Chronicle.
Pengumuman ini disampaikan setelah Israel mengakui ada satu tentara mereka tewas dan beberapa lainnya terluka dalam operasi rahasia Al-Qassam itu.
Media Israel melaporkan tentara itu tewas dalam konfrontasi dengan pejuang Al-Qassam yang menyusup ke pangkalan militer Israel dekat penyeberangan Karem Abu Salem.
Dalam operasi lainnya, Al-Qassam mengumumkan lima tentara Israel tewas di terowongan yang sudah dipasangi jebakan.
Sebagai informasi, terowongan itu berada di sebelah barat Rafah.
"Mujahidin (pejuang) kami berhasil meledakkan lubang terowongan yang sudah dipasang jebakan," kata Al-Qassam.
"Kami menargetkan lima tentara Israel dan membunuh mereka di dekat Tal Zurub, sebelah barat Rafah," lanjutnya.
Pernyataan Al-Qassam ini bertepatan dengan konfirmasi radio tentara Israel, yang melaporkan militer Israel mengurangi pasukannya di kota Rafah.
Radio itu juga menyebut Brigade Basalmah meninggalkan Rafah, sedangkan lima Brigade lainnya masih berada di kota itu.
Baca juga: Hakim Ad Hoc Israel di ICJ Mengundurkan Diri, Kirim Surat ke Netanyahu, Ucapkan Terima Kasih
Sementara itu, di bagian timur kota Deir al-balah, Al-Qassam telah menargetkan dua buldoser D9 Israel dan tiga tank Merkava menggunakan lima peluru al-Yassin 105.
Dikutip dari Al Mayadeen, tank Merkava 4 Israel di kamp Yibna di selatan kota Rafah juga turut menjadi sasaran Al-Qassam.
Sejak 6 Mei 2024, militer Israel telah melancarkan serangan darat di Rafah yang mengakibatkan satu juta pengungsi warga Palestina, direlokasi dalam kondisi yang sangat buruk.
Israel Broadcasting Corporation (KAN) mengatakan militer Israel memperkirakan tugas utamanya di Rafah akan selesai pada akhir Juni 2024.
Tugas itu, lapor KAN, termasuk "pembongkaran brigade terakhir Hamas dan penghancuran terowongan di sepanjang Philadelphia (Salah al-Din) poros perbatasan dengan Mesir."
Pasukan Israel Bunuh 3 Warga Palestina di Kamp Jenin
Di hari yang sama, pasukan Israel diketahui telah membunuh tiga warga Palestina dalam serangan di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki, kata Kementerian Kesehatan Palestina, sebagaimana dikutip AlJazeera.
Ketiga korban tewas itu diidentifikasi sebagai Ibrahim Taher Muhammad al-Saadi (21), Issa Nafez Jallad (17), dan Uday Ayman Marei (24).
Direktur Rumah Sakit Pemerintah di Jenin, Wissam Bakr, mengatakan ada 15 korban lainnya yang mengalami luka dan telah dipindahkan ke beberapa rumah sakit, termasuk RS al-Razi dan RS Ibnu Sina.
Sementara itu, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengungkapkan krunya menangani delapan orang terluka dalam serangan di kamp Jenin, termasuk lima korban tembak dan dua yang terkena pecahan peluru.
Baca juga: Dibunuh karena Dukung Palestina, Ibu di Afrika Selatan Tewas Ditikam, Pelaku Akui Pro-Zionis
Kelompok sayap bersenjata Jihad Islam Palestina, Brigade Al-Quds, mengatakan dalam sebuah pernyataan para pejuangnya terlibat dalam "bentrokan dengan kekerasan" di dekat kamp pengungsi Jenin.
Wafa mengutip korespondennya yang mengatakan konvoi kendaraan militer Israel, termasuk buldoser, memasuki wilayah tersebut dengan didukung oleh helikopter serang Apache.
Laporan itu juga menyebutkan tank tentara Israel milik pasukan khusus menghancurkan kios pedagang lokal dan menembakkan peluru ke arah trafo listrik utama di kamp Jenin, yang mengakibatkan pemadaman listrik.
Rumah sakit dikepung dan layanan darurat dicegah untuk menjangkau korban cedera, tambahnya. Setidaknya dua orang juga telah ditahan.
Tentara Israel secara rutin melakukan penggerebekan di kota dan kamp di dekatnya.
Tepi Barat telah mengalami peningkatan kekerasan selama lebih dari setahun, terutama sejak Israel melancarkan serangan mematikan terbarunya di Jalur Gaza yang terkepung pada 7 Oktober 2023.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)