News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Bom Israel Paling Ditakuti Tawanan Israel, AS & Inggris Bantu Israel Sebelum Pembantaian di Nuseirat

Penulis: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penduduk setempat mencari korban di antara puing-puing setelah serangan Israel di kamp Nuseirat di Deir al Balah, Gaza pada 8 Juni 2024.

Bom Israel Paling Ditakuti Tawanan Israel, AS & Inggris Bantu Israel Sebelum Pembantaian di Nuseirat

TRIBUNNEWS.COM- Para tawanan Israel yang dibebaskan menyatakan bahwa ketakutan terbesar mereka adalah dibunuh oleh pemboman Israel dan bahwa anggota Hamas berusaha sekuat tenaga untuk melindungi mereka.

Para pemimpin Hamas telah melakukan upaya besar untuk menyembunyikan para tawanan, karena menyadari bahwa mereka adalah alat tawar-menawar terbaik yang dimiliki Hamas dalam negosiasi perjanjian gencatan senjata.

Amerika Serikat dan Inggris turut membantu tantara Israel menjelang Israel melakukan pembantaian warga sipil di Nuseirat.

Ketiga negara berbagi informasi intelijen dan mengawasi Gaza dengan drone sebagai persiapan operasi di Nuseirat yang menewaskan ratusan warga Palestina untuk menyelematkan empat orang tawanan.

Rincian baru telah terungkap mengenai peran AS dalam pengumpulan intelijen untuk pembantaian Israel dan operasi penyelamatan tawanan di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza pada hari Sabtu.

Laporan oleh Ynet dan jurnalis New York Times (NYT) Ronen Bergman yang diterbitkan pada tanggal 10 Juni merinci kerja sama intelijen Israel dengan AS dan Inggris setelah operasi tersebut, yang menewaskan 274 warga Palestina dan menyelamatkan empat tawanan Israel.

Keberhasilan operasi ini bergantung pada pemboman besar-besaran dari langit di daerah tempat warga sipil Palestina berlindung, serta eksekusi berdarah dingin terhadap warga sipil Palestina di rumah mereka, yang sebagian besar adalah rumah di mana tidak ada tawanan.

Menurut laporan Ynet dan NYT, para pejabat Israel dan AS – militer dan intelijen – membentuk sel fusi untuk bekerja sama dan berbagi foto drone dan satelit, serta pemantauan komunikasi dan informasi tambahan apa pun yang mungkin membantu mengidentifikasi lokasi para tawanan.

Selama Operasi Banjir Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober, Hamas menangkap 253 tentara Israel dan warga sipil untuk menukar mereka dengan ribuan warga Palestina yang ditawan di penjara Israel.

Laporan tersebut mengatakan bahwa setelah lokasi seorang tawanan dapat diidentifikasi dengan pasti, perencanaan penyelamatan yang intensif pun dimulai.

Seorang pejabat senior Israel menyatakan bahwa ketika perang dimulai, drone AS dan Inggris bergabung dengan drone Israel untuk mengawasi Gaza dalam jangka waktu yang lebih lama dan wilayah yang lebih luas.

Pada awal perang, pejabat intelijen percaya bahwa sebagian besar tawanan ditahan di terowongan.

Namun, kemudian diputuskan bahwa menahan para tawanan di apartemen di berbagai lokasi di seluruh Gaza ternyata lebih mudah, kata laporan tersebut.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini