Namun pada hari Rabu (19/6/2024), tentara Israel menghancurkan penyeberangan Rafah.
Dalam sebuah video, tentara Israel telah menghancurkan penyeberangan Rafah, hingga aula utama rata dengan tanah dan bangunan sekitar yang telah roboh.
Radio Tentara Israel melaporkan bahwa penyeberangan Rafah di Jalur Gaza selatan tidak lagi dapat digunakan.
Hancurnya penyeberangan Rafah akibat serangan Israel mendapat kecaman dari pejuang Hamas.
Hamas menganggap serangan Israeil di penyeberangan ini sebagai perilaku kriminal yang tidak akan mengubah realitias penyeberangan tersebut.
Selain itu, Hamas juga mengatakan bahwa serangan ini merupakan pelanggaran.
“Ini adalah tindakan terorisme yang dilakukan oleh tentara pendudukan Israel untuk menghancurkan penyeberangan Rafah dengan seluruh bangunan dan fasilitasnya, sebuah peningkatan kejahatan dan pelanggaran terhadap rakyat kami,” kata Hamas, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Menurut Hamas, Israel sengaja mengisolasi Gaza dari dunia luar dan melanggengkan penghancuran infrastruktur yang menopang kehidupan.
Meskipun ada sabotase yang dilakukan Israel, Hamas mengatakan penyeberangan tersebut akan tetap menjadi penyeberangan Palestina-Mesir.
“Ini adalah perilaku kriminal, tapi tidak akan mengubah realitas penyeberangan," tegas Hamas.
Hamas menjelaskan penyeberangan tersebut akan direhabilitasi berdasarkan inisiatif Palestina setelah pendudukan digulingkan dan agresi terhadap Gaza berhenti.
Sebagai informasi, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Hampir 37.400 warga Palestina telah terbunuh di Gaza.
Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Sementara korban terluka akibat serangan Israel telah mencapai lebih dari 85.400 warga Palestina.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Rafah dan Konflik Palestina vs Israel