News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Nasrallah 'Kebanjiran' Juru Tempur, Ribuan Pejuang Timteng Ingin Gabung Hizbullah buat Gebuk Israel

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejuang Hizbullah berbaris di Lebanon.

TRIBUNNEWS.COM – Ribuan pejuang di Asia Barat atau Timur Tengah mengaku siap datang ke Lebanon guna bergabung dengan kelompok Hizbullah.

Para pejuang yang dibekingi Iran itu ingin membantu Hizbullah melawan Israel apabila konflik di antara keduanya memburuk hingga menjadi perang besar-besaran.

Hal itu disampaikan oleh pejabat yang didukung faksi Iran dan para analis.

Adapun saat ini situasi di perbatasan Israel-Lebanon masih panas. Masing-masing melepaskan tembakan hampir tiap hari sejak perang di Gaza pecah tanggal 7 Oktober 2023.

Pada bulan ini situasi memburuk setelah Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan panglima Hizbullah di Lebanon selatan.

Serangan itu dibalas Hizbullah dengan tembakan ratusan roket dan peluncuran pesawat nirawak ke Israel utara.

Di sisi lain, pejabat Israel sudah mengancam akan melakukan serangan militer ke Lebanon seandainya tidak ada negosiasi untuk menarik pejuang Hizbullah dari perbatasan Israel-Lebanon.

Selama satu dasawarsa terakhir, para pejuang dari Lebanon, Irak, Afganistan, dan Pakistan yang dibekingi Iran telah sudah ikut bertempur bersama dalam konflik di Suriah. Mereka mendukung Presiden Suriah Bashar Assad.

Pejabat dari kelompok yang didukung Iran mengatakan para pejuang itu juga bisa bergabung dalam aksi melawan Israel.

Sementara itu, pemimpin Hizbullah yang bernama Hassan Nasrallah pada hari Rabu pekan lalu juga menyinggung keinginan para pejuang untuk bergabung.

Dia mengklaim para pemimpin dari Iran, Irak, Suriah, Yaman, dan negara lainnya menawarkan diri untuk mengirim puluhan ribu pejuang guna membantu Hizbullah.

Baca juga: Populer Internasional: 45.000 Warga Kanada Siap Dievakuasi dari Lebanon - Target Potensial Hizbullah

Akan tetapi, Nasrallah mengatakan Hizbullah sudah punya lebih dari 100 ribu pejuang.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada mereka, tapi kami sudah dibanjiri oleh banyaknya pejuang yang kami miliki,” kata Nasrallah dikutip dari NBC News.

Bahkan, dia mengklaim dalam pertempuan melawan Israel saat ini, Hizbullah baru menggunakan sebagai pejuangnya.

Pejuang yang dimaksudnya ialah personel khusus yang menembakkan rudal dan pesawat nirawak.

Meski demikian, tak tertutup kemungkinan bahwa Hizbullah akan menerima tawaran dari para pejuang itu jika perang besar-besaran terjadi.

Pada tahun 2017 dia menyebut para pejuang dari Iran, Irak, Yaman, dan Pakistan akan menjadi “rekan” dalam perang seperti itu.

Adapun saat ini, ada ribuan pejuang yang sudah dikerahkan di Suriah dan bisa dengan cepat menuju ke perbatasan Israel-Lebanon.

Beberapa kelompok pejuang juga dilaporkan sudah merancang serangan terhadap Israel dan sekutunya sejak perang di Gaza meletus.

“Kami akan [bertempur] bersama dengan Hizbullah [jika perang besar terjadi],” kata seorang pejabat dari faksi di Irak yang didukung Iran.

Pejabat itu dan pejabat lainnya dari Irak serta beberapa penasihat sudah berada di Lebanon.

Hizbullah serang pangkalan militer Israel

Baca juga: Israel Gempur Lebanon Pakai Bom Fosfor Putih, Hizbullah Hancurkan Konvoi Kendaraan Militer IDF

Pada Minggu lalu, Hizbullah mengaku telah menyerang markas komando Brigaed “Sahel” Israel di Barak “Beit Hillel” dengan pesawat nirawak.

Mehr News mengabarkan, serangan itu menewaskan dan melukai sejumlah perwira dan prajurit Israel.

Hizbullah menyebut serangan itu adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza yang kini menghadapi agresi Israel.

Di samping itu, serangan tersebut adalah balasan atas operasi pembunuhan yang dilakukan Israel di lebanon.

Sementara itu, sehari sebelumnya ada satu pesawat nirawak Israel yang menyerang satu mobil di Kota Khiara di Bekaa Barat dan menewaskan pengemudinya.

Dilaporkan bahwa pengemudi itu bernama Ayman Hashem Ghattma yang menjadi pemimpin partai politik Kelompok Islam di Lebanon.

Partai tersebut mengatakan serangan itu adalah “kejahatan baru” yang dilakukan oleh rezim Zionis terhadap rakyat Lebanon dan Palestina.

(Tribunnews/Febri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini