News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Potensi Perang, AS Prediksi Israel akan Serang Hizbullah Lebanon Beberapa Minggu Lagi

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejuang Hizbullah Lebanon berdiri di dekat beberapa peluncur roket di desa Aaramta, Lebanon Selatan. --- Israel diperkirakan akan menyerang Hizbullah Lebanon dalam beberapa minggu lagi.

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa pejabat Amerika Serikat (AS) memperkirakan sekutunya, Israel, kemungkinan akan menyerang Hizbullah Lebanon dalam beberapa minggu lagi.

Mereka memperingatkan bahwa AS tidak dapat mencegah niat Israel untuk menyerang Lebanon.

“Jangan berasumsi bahwa Washington dapat mencegah Israel menyerang Anda (Hizbullah),” kata pejabat yang dirahasiakan tersebut, menurut laporan Politico, Selasa (25/6/2024).

Pesan tersebut secara tidak langsung ditujukan untuk Hizbullah dan bertujuan untuk mendorong mereka mundur dari permusuhan dengan Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dengan basis militer Hizbullah di Lebanon selatan.

Sementara itu, dua pejabat AS lainnya mengatakan Hizbullah harus memahami dengan baik bahwa AS akan membantu Israel mempertahankan diri dari Hizbullah, jika ketegangan meningkat antara Israel dan Hizbullah.

"Hizbullah tidak boleh percaya bahwa Amerika Serikat akan bertindak sebagai penghambat serangan Israel jika hal itu terjadi," kata pejabat itu.

Israel dan AS Ancam Hizbullah

Permusuhan Israel dan Hizbullah meningkat dalam beberapa minggu terakhir.

Pekan lalu, juru bicara militer Israel dalam bahasa Arab, Avichai Adraee, mengatakan Israel siap menghadapi semua skenario di Lebanon.

Sementara itu, Panglima Angkatan Darat Amerika Serikat (AS), Jenderal Charles Brown, memperingatkan AS akan kesulitan membantu sekutunya, Israel, jika terjadi perang besar-besaran melawan Hizbullah Lebanon.

“Amerika Serikat tidak akan bisa membela Israel jika terjadi perang melawan Hizbullah, sebagaimana Amerika Serikat membela Israel selama serangan rudal dan drone Iran pada bulan April,” kata Jenderal Charles Brown, Minggu (23/6/2024).

Baca juga: Khawatir Perang Israel-Lebanon, AS akan Bujuk Netanyahu, tapi Jerman Salahkan Hizbullah

“Jauh lebih sulit untuk menciptakan sistem pertahanan yang efektif terhadap rudal Hizbullah dan rudal jarak pendek yang secara rutin dan rutin ditembakkan ke Israel,” tambahnya, dikutip dari Maan.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah menyatakan bergabung dengan perlawanan membela rakyat Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat

Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki, dari wilayah Lebanon selatan yang merupakan basis militer Hizbullah dan berjanji akan berhenti jika Israel menghentikan serangan militernya di Jalur Gaza.

Jumlah Korban

Saat Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 37.551 jiwa dan 85.911 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (22/6/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini