Menteri Komunikasi Israel, Shlomo Karhi, menyoroti peran penting tentara cadangan dalam upaya tempur saat ini, seperti dikutip oleh surat kabar Israel, Calcalist.
Dia memperingatkan bahwa demobilisasi ribuan tentara cadangan dalam peran tempur dan pendukung dapat sangat berdampak pada efisiensi operasional dan kemampuan tempur tentara.
Menanggapi krisis ini, Knesset menyetujui pembacaan pertama rancangan undang-undang yang bertujuan untuk sementara waktu menaikkan usia pengecualian dari dinas cadangan militer.
Undang-undang yang diusulkan berupaya untuk memperpanjang masa dinas bagi prajurit cadangan hingga usia 41 tahun dan bagi perwira cadangan hingga usia 46 tahun.
Selain itu, profesi tertentu, termasuk dokter tempur, paramedis, dan teknisi yang ditentukan oleh menteri pertahanan, akan diperpanjang masa kerjanya hingga usia 50 tahun.
RUU tersebut memerlukan persetujuan dalam tiga tahap untuk menjadi undang-undang dan akan berlaku hingga 30 September jika disahkan
. Pada tanggal 11 Juni, Menteri Pertahanan “Israel” Yoav Gallant berupaya untuk memperpanjang undang-undang tersebut selama enam bulan.
Namun, setelah mendapat kritik dari penasihat hukum pemerintah, Gali Baharav-Miara, dicapai kompromi untuk memperpanjang undang-undang tersebut selama tiga bulan.
Yahudi Ortodoks Wajib Ikut Militer
Kehabisan pasukan, kini Israel bakal merekrut laki-laki Yahudi Ultra-Ortodoks untuk bergabung di militer.
Baca juga: Shejaiya Kembali Makan Korban Tentara Israel, Al-Qassam Hanguskan 2 Merkava, Hamas Sembuhkan Diri
Hal tersebut muncul usai adanya keputusan pengadilan mengenai dinas militer Ultra-Ortodoks.
Oposisi Israel pun merayakan keputusan itu.
Tokoh oposisi Israel menyambut baik keputusan Mahkamah Agung (MA) Israel yang mengharuskan laki-laki Ultra-Ortodoks direkrut menjadi militer.
Yair Golan, Ketua Partai Buruh Israel, memuji keputusan dan menyebut sebagai langkah adil.
Serta menjunjung tinggi tanggung jawab semua warga negara Israel, mengutip Al Jazeera.