TRIBUNNEWS.COM -- Dua negara yang saling berperang, Rusia dan Ukraina memberikan kewarganegaraan kepada tentara lawan yang membelot dan memberikan informasi penting.
Belum lama ini Ukraina memberikan kewarganegaraan kepada seorang anggota pasukan Angkatan Laut Rusia yang memberi informasi penting kepada intelijen Kiev hingga mampu menyerang kapal perang.
Usai peristiwa tersebut, giliran Rusia yang memberikan kewarganegaraan untuk awak tank yang membawa kendaraan lapis baja tersebut dan menyerahkan ke pasukan Vladimir Putin.
Baca juga: Tak Punya Banyak Prajurit, Ukraina Hanya Bisa Serang Balik Rusia Dengan Drone dan Rudal dari Barat
Sumber penegak hukum di Republik Rakyat Donetsk (DPR) kepada TASS mengatakan, awak tank T-64 Ukraina Maxim Likhachev membajak tank yang dibawanya dan menyerahkan diri ke pasukan Rusia pada akhir Mei lalu.
“Maxim Likhachev menerima paspor Rusia dan sekarang menjadi warga negara Federasi Rusia,” kata petugas hukum di Donetsk kepada TASS, dikutip Kamis (4/7/2024).
Kepada media pendukung Rusia tersebut, Likhachev mengatakan bahwa kewarganegaraan Rusia tersebut adalah dokumen yang telah lama ia tunggu.
Likhachev secara sukarela menyerah kepada pasukan Rusia pada akhir Mei di dekat Donetsk dan membajak tank T-64 miliknya.
Maxim Likhachev dilaporkan mencuri tank Ukraina dan melarikan diri untuk bergabung dengan pasukan Putin
Ia datang ke pihak Lawan di garis depan tanpa ada yang menghalangi karena kondisinya dalam peperangan.
'Tidak ada yang akan menembak dari belakang, dan bagi perwira Angkatan Bersenjata lainnya yang berada di posisi depan, semuanya tampak seperti jalan keluar pertempuran tank biasa.'
Saat dia mendekati posisi Rusia, dia mengangkat senjata tanknya tinggi-tinggi untuk mengidentifikasi dirinya.
Dia awalnya dicurigai oleh tentara Rusia, dan dipaksa untuk mengangkat tangannya, lalu berlutut, dan bersujud di tanah untuk menunjukkan bahwa dia tidak bersenjata.
Baca juga: Tak Punya Banyak Prajurit, Ukraina Hanya Bisa Serang Balik Rusia Dengan Drone dan Rudal dari Barat
Likhachev telah bertugas selama 18 bulan di tentara Ukraina tetapi sekarang diduga dia direkrut oleh Rusia sebelumnya ketika dia berada di Polandia pada awal perang.
Para pejabat yakin Likhachev mungkin telah menyampaikan informasi mengenai posisi Ukraina ke Rusia saat ia bertugas di tiga brigade terpisah, yang semuanya menderita kerugian besar.
Bezsonov mengklaim pembelot tersebut mengungkapkan bagaimana Rusia merekrutnya untuk tujuan tersebut.