TRIBUNNEWS.COM - Otoritas Operasi Perdagangan Maritim Inggris mengatakan dua kapal menjadi sasaran pada tanggal 27 dan 30 Juni 2024 oleh taktik serangan Houthi yang mencakup penggunaan beberapa perahu drone penyerang.
Pakar keamanan maritim di Vessel Protect, Monroe Anderson, yang berspesialisasi dalam risiko perang dan asuransi kelautan, mengomentari serangan Houthi yang menggunakan perahu drone.
“Perahu drone menghantam kapal di area kontak air, dan ini, dikombinasikan dengan ukuran hulu ledak yang besar, dapat menyebabkan banyak kerusakan sehingga air dapat masuk (ke kapal) dan dapat mengakibatkan kesulitan," kata Monroa Anderson, Rabu (3/7/2024) kemarin.
"Sangat mungkin bahwa mengingat keberhasilan yang dicapai alat-alat ini ketika digunakan oleh pasukan Ukraina di Laut Hitam, Houthi berusaha menggunakan metode ini untuk mencapai tujuan mereka," lanjutnya.
Seorang pejabat di perusahaan keamanan maritim Yunani, Diablos, merujuk pada laporan baru mengenai taktik peluncuran perahu drone yang kemungkinan membawa boneka mirip bajak laut dalam pendekatan psikologis yang bertujuan untuk membingungkan para pelaut.
“Kita tahu bahwa Houthi dalam banyak kasus menggunakan 'pengintai' di laut, yang sering merekam serangan dari jarak dekat, dan di sebagian besar (jika tidak semua) operasi mengarahkan perahu drone ke sasaran dari jarak jauh,” kata Maniatis dari Maritime Manajer Risiko, dikutip dari Al Arabiya.
AS Klaim Hancurkan 2 Lokasi Radar Houthi
Komando Pusat Angkatan Darat AS (CENTCOM) mengatakan pasukannya berhasil menghancurkan dua lokasi radar di wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman dan dua kapal navigasi di Laut Merah selama 24 jam terakhir.
CENTCOM melaporkan Houthi menggunakan perahu drone jebakan di Laut Merah sebagai bagian dari mengintensifkan serangannya terhadap kapal komersial yang tidak memiliki pertahanan yang memadai dalam menghadapi pergeseran kompleks dalam penargetan.
Houthi telah melancarkan serangan drone dan rudal terhadap kapal-kapal terkait Israel dan sekutunya, AS dan Inggris, di Laut Merah sejak November tahun lalu, sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang menghadapi agresi Israel di Jalur Gaza.
Selama beberapa minggu terakhir, setidaknya tiga kapal diserang oleh kapal drone Houthi, salah satunya berkontribusi pada tenggelamnya kapal kargo Tutor.
Baca juga: Houthi Beraksi di 4 Lautan, Serang 4 Kapal Trio Jahat Israel, AS, dan Inggris, Ini Rinciannya
“Perahu drone yang berisi bahan peledak mewakili perubahan kompleks dalam taktik perang asimetris yang memungkinkan Houthi menargetkan secara tepat dan dalam jarak jauh, sehingga mengurangi kerentanan mereka terhadap serangan balik,” kata Dimitris Maniatis, CEO Manajer Risiko Maritim, seperti diberitakan Roya News.
Menurut sumber keamanan maritim dan analisis Reuters, kapal perang koalisi pimpinan AS telah melancarkan setidaknya enam serangan defensif terhadap kapal drone sejak Februari.
Houthi menyatakan solidaritas untuk warga Palestina yang menghadapi serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, dengan menargetkan kapal-kapal terkait Israel, AS, dan Inggris.
Menanggapi serangan Houthi di Laut Merah, AS membentuk koalisi Laut Merah bersama Inggris dan sejumlah negara.