News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Lagi, 2 Komandan IDF Tewas di Gaza Utara, Israel Tinjau Kembali Usulan Gencatan Senjata Hamas

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis militer Israel (IDF) mengevakuasi tentaranya yang terluka di pertempuran. Israel mengindikasikan segera mengakhiri operasi militer di Rafah dalam waktu segera.

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali kehilangan dua komandannya.

Kapten Roy Miller (21), seorang komandan peleton di Batalyon Rotem Brigade Givati tewas saat melakukan pertempuran di Gaza utara.

Kemudian ada Kapten Elay Elisha Lugasi (21) yang merupakan komandan tim di Batalyon ke-75 Brigade Lapis Baja ke-7 tewas ketika kena rudal anti-tank di Shijaiyah, Gaza.

Dikutip dari Ynet, tiga prajurit di bawah Kapten Elay Elisha Lugasi mengalami luka serius dalam insiden tersebut.

Sejak awal perang, 676 tentara IDF telah terbunuh, 322 di antaranya sejak dimulainya operasi darat di Gaza.

Sebelumnya, Kapten Alon Sacgiu yang memimpin tim penembak jitu di Unit Pengintaian Haruv di Brigade Kfir dilaporkan tewas setelah menginjak ranjau di daerah Jenin.

Dikutip dari Jerusalem Post, dalam insiden tersebut, sebuah kendaraan lapis baja melaju di jalan di mana terdapat alat peledak yang ditanam di bawah tanah.

Menyusul kerusakan kendaraan, kendaraan rekayasa tiba di lokasi kejadian untuk mengeluarkannya.

Tak lama kemudian, kendaraan lapis baja lainnya tiba, dan tentara turun untuk membantu mereka yang berada di kendaraan pertama. Namun, mereka menginjak alat peledak kedua yang ditanam di sana.

Sacgui dan seluruh korban luka dalam kejadian tersebut adalah para prajurit yang turun dari kendaraan kedua.

Tidak ada korban jiwa dari kendaraan pertama yang melewati alat peledak pertama.

Baca juga: IDF dan Pemerintahan Biden Bikin Netanyahu Keringat Dingin, Bersatu untuk Lawan Perdana Menteri

Selain seorang prajurit yang terluka parah, lima orang lainnya mengalami luka sedang, termasuk seorang perwira dan seorang paramedis.

Selain itu, sepuluh tentara terluka ringan, termasuk seorang perwira dan seorang tentara cadangan.

Semua tentara yang terluka telah dievakuasi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis segera.

Tinjau Kembali Tawaran Gencatan Senjata

Badan Intelijen Israel, Mossad tengah meninjau tanggapan Hamas terhadap usulan kesepakatan penyanderaan.

"Ini adalah tawaran terbaik sejauh ini; ini adalah dasar untuk kemajuan," kata pejabat keamanan Israel, dikutip dari Ynet.

Mereka mencatat bahwa beberapa masalah masih harus diselesaikan, seperti kehadiran IDF di Koridor Philadelphia di ujung selatan Gaza dan veto terhadap identitas tahanan yang akan dibebaskan.

"Hamas tengah bergerak menuju kerangka kerja Biden, tetapi pertanyaannya adalah apakah hal itu akan cukup bagi Kabinet Israel," ucapnya lagi.

Baca juga: 2 Markas Besar Militer Israel Dihantam Ratusan Roket Hizbullah, Sirene di Wilayah Utara Meraung

Hussam Badran, anggota biro politik Hamas, mengatakan kepada Al Jazeera, pihaknya tertarik untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Badran menambahkan, dirinya terus berkomunikasi dengan para mediator untuk segera mengakhiri perang di Gaza.

"Kami tertarik untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri perang, dan komunikasi kami dengan para mediator terus berlanjut."

"Kami bertukar beberapa ide dengan para mediator untuk menghentikan perang dan memastikan penarikan pasukan secara menyeluruh dari Jalur Gaza," ucap Hussam Badran.

"Komunikasi kami dengan para mediator di Qatar dan Mesir terus berlanjut, dan Washington memberikan tekanan dengan caranya sendiri," lanjutnya.

Baca juga: 100 Roket Katyusha dan Falaq Hizbullah Bombardir Israel, Ketegangan Potensi Perang Skala Penuh

Sebelumnya, Kantor Perdana Menteri Israel mengeluarkan pernyataan dari seorang "pejabat keamanan senior" yang menunjukkan, "Hamas terus bersikeras pada klausul prinsip dalam kerangka kerja yang akan mencegah Israel melanjutkan pertempuran setelah tahap pertama rencana tersebut".

"Kesenjangan lainnya masih belum terselesaikan. Israel akan melanjutkan negosiasi sambil mempertahankan tekanan militer dan diplomatik untuk mengamankan pembebasan ke-120 sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal," tulis Kantor PM Benjamin Netanyahu.

Keluarga sandera menyambut baik kemajuan kerangka kerja tersebut tetapi memperingatkan bahwa jika pemerintah menggagalkan kesepakatan tersebut, "jutaan orang akan turun ke jalan".

"Keluarga sandera memuji perdana menteri karena memajukan 'kesepakatan Netanyahu'."

"Namun, mengingat pernyataan dari menteri senior, jika pemerintah menggagalkan kesepakatan Netanyahu untuk pembebasan sandera, tidak akan ada pilihan selain bagi jutaan orang Israel untuk turun ke jalan," kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini