Netanyahu mengatakan, dia lebih memilih gencatan senjata sementara untuk memungkinkan pembebasan para sandera.
Ia juga menolak gagasan penarikan penuh dari Gaza, berulang kali menyatakan bahwa dia tidak akan menghentikan perang di sana sampai Hamas diberantas.
Netanyahu lalu mengadakan pertemuan kabinet keamanannya pada Kamis malam untuk membahas posisi baru Hamas.
Dalam panggilan telepon dengan Joe Biden, Netanyahu memberi tahu tentang keputusannya mengirim delegasi untuk melanjutkan negosiasi penyanderaan dengan Hamas.
Netanyahu menegaskan kembali prinsip-prinsip yang menjadi komitmen Israel, terutama komitmennya untuk mengakhiri perang hanya setelah semua tujuannya tercapai.
Mediator dari AS dan sekutu Arabnya, Mesir dan Qatar, telah berusaha selama berbulan-bulan untuk menengahi gencatan senjata di Gaza.
Tetapi belum juga berhasil.
Satu-satunya gencatan senjata dalam perang ini, yang juga ditengahi oleh para mediator ini, berlangsung selama seminggu dan berakhir pada tanggal 1 Desember lalu.
Gencatan senjata saat itu, Hamas sepakat membebaskan sekitar 100 sandera dengan imbalan tahanan Palestina.
Sementara itu di dalam Israel sendiri, penolakan terhadap Netanyahu semakin meningkat karena ia dianggap gagal menyetujui gencatan senjata.
Ribuan warga Israel berunjuk rasa setiap minggu di Tel Aviv dan kota-kota Israel lainnya untuk menyerukan dicapainya kesepakatan.
Baca juga: Pemimpin Hizbullah, Nasrallah Temui Delegasi Hamas untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza
Saat ini, setidaknya 38.011 orang tewas dan 87.445 luka-luka dalam perang Israel di Gaza sejak 7 Oktober, mengutip Al Jazeera.
Korban tewas di Israel akibat serangan pimpinan Hamas diperkirakan mencapai 1.139 orang dengan puluhan orang masih ditawan di Gaza.
Serangan udara Israel telah menewaskan sedikitnya lima warga Palestina, termasuk tiga anak di Jabalia, Gaza utara, dan sepasang suami istri di kota selatan Khan Younis.
Sementara itu, pasukan darat Israel melanjutkan operasi militer mereka di lingkungan Shujayea di Kota Gaza, di mana mereka mengklaim telah membunuh sekitar 100 warga Palestina.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)